metro-kaltim

Wakil Ketua DPRD Kaltim Muhammad Samsun Sebut Mesti Ada Regenerasi Petani Demi Tingkatkan Produktivitas

Senin, 3 April 2023 | 04:17 WIB
Wakil Ketua DPRD Kaltim Muhammad Samsun (DPRD Kaltim)

METROPOLITAN.ID - Sektor pertanian di Kalimantan Timur (Kaltim) saat ini diisi oleh sumber daya manusia (SDM) yang sudah menua, sehingga mengakibatkan produktivitasnya pun juga menurun.

Maka itu, pentingnya menciptakan iklim usaha yang kondusif disektor pertanian.

Pemerintah harus memiliki cara agar kaum millenial atau generasi muda penerus bangsa di Provinsi Kaltim mau kembali aktif 'bertani', khususnya di bidang teknologi pertanian. Sebab, regenerasi itu sangat diperlukan.

Baca Juga: Veridiana Berharap Sekwan Baru Bisa Sinergi dan Memperlancar Kinerja DPRD Kaltim

Menanggapi itu, Wakil ketua DPRD Provinsi Kaltim Muhammad samsun membenarkan bahwa petani di Bumi Etam semakin menua dan produktivitasnya menurun.

"Kalau kita bicara petani, ya bisa kita lihat petani disini masih didominasi oleh kalangan tua," ungkapnya.

Menurutnya, pemerintah harus melakukan berbagai upaya untuk menarik minat anak muda agar mau bertani. Dengan catatan, tidak memaksa mereka para pemuda-pemuda untuk bertani.

Baca Juga: Gantikan Muhammad Ramadhan, Norhayati Jabat Sekretaris Dewan Provinsi Kaltim

"Tidak mungkin kita memaksa sarjana-sarjana pertanian kita untuk buka kebun atau lahan. Saat ini pemuda kita lebih tertarik dengan tambang karena lebih pasti dan hasilnya juga lebih," jelasnya.

Para anak muda ini tidak mengetahui menjadi seorang petani itu juga menguntungkan dan untuk penghasilannya tidak main-main. Misal, menanam padi dilahan seluas 1 hektare itu bisa menghasilkan Rp10 juta dalam sebulan.

"Coba kalau kita panen padi di lahan seluas 1 hektar, 1 bulan menghasilkan Rp10 juta, saya yakin jika mereka mengetahuinya itu akan menarik perhatian. Tanpa harus kita paksakan pemuda kita untuk menggeluti bidang pertanian," terangnya.

Baca Juga: Wakil Ketua DPRD Kaltim Muhammad Samsun Sebut Sektor Substance Mampu Topang Ekonomi

Disinggung terkait banyak anak-anak muda masa kini yang ogah menggeluti dunia pertanian karena dianggap selalu identik dengan kotor, melelahkan dan tidak efisien. Muhammad Samsun menegaskan bahwa tidak masalah kotor jika pendapatan diatas rata-rata.

"Jika mereka mengetahui pendapatan 1 bulan bisa sampai Rp10 juta, alasan anak muda yang takut kotor bukan jadi penghalang lagi. 'Tidak masalah kotor-kotor yang penting Rp10 juta'. Kotor dan kumuh itu akan hilang kalau pendapatan kita Rp10 juga," paparnya.***

Tags

Terkini