metro-bekasi

Bekasi Go To Zero New Stunting, Sebagai Deklarasi Bersama Penanggulangan Stunting

Rabu, 12 Juli 2023 | 12:43 WIB
Plt Wali Kota Bekasi Tri Adhianto dalam program Go To Zero Stunting. (Pemkot Bekasi)

METROPOLITAN.ID - Pemerintah Kota Bekasi melalui Dinas Kesehatan menggelar aksi Bekasi Go To Zero New Stunting, di Aula Ballroom Bekasi Convention Center (BCC), Selasa 11 Juli 2023.

Dinkes Kota Bekasi mengerahkan 2000 personil dari 1600 posyandu se-Kota Bekasi, yang bertujuan untuk mencanangkan program zero stunting di Kota Bekasi guna menuju anak-anak Indonesia Generasi Emas.

Gelaran tersebut dihadiri Plt Wali Kota Bekasi Tri Adhianto dan berbagai stakeholder yang mendukung pencanangan Bekasi Go To Zero New Stunting.

Baca Juga: Disdagperin Kota Bekasi Lakukan Kurasi Terbuka Untuk Pameran Dagang Nasional Indokraf Expo 2023

Seperti unsur TNI dan Polri, BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, Pegadaian, serta Institut STIAMI.

Kasus stunting disebabkan kurangnya pemenuhan kebutuhan gizi, pola pengasuhan anak yang kurang baik, juga kurangnya akses air bersih dan sanitasi, sehingga berdampak pada gagal tumbuh kembang dan gangguan metabolisme pada anak. 

Dari penyebab tersebut, stunting berpotensi memperlambat perkembangan otak dengan dampak jangka panjang berupa keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar dan rentan mengalami penyakit tidak menular.

Baca Juga: Disdagperin Kota Bekasi Lakukan Kurasi Terbuka Untuk Pameran Dagang Nasional Indokraf Expo 2023

Plt Wali Kota Bekasi Tri Adhianto berpesan kepada seluruh peserta yang hadiri bahwa membangun generasi penerus yang berkualitas harus dimulai sejak dini, terutama di 1.000 hari pertama kehidupan, sehingga calon -calon penerus dan masa depan harus terbebas dari stunting.

Serta pentingnya menjalin kerjasama yang baik antara pemerintah, swasta dan juga warga masyarakat untuk meningkatkan dan memperkokoh kekompakkan bersama melawan stunting.

"Kerjasama juga dibutuhkan di sendi-sendi atau seluruh sektor, baik pemerintah, swasta, dan komunitas-komunitas, pemuda-pemudi, dan warga masyarakat yang harus paham dan antisipatif terhadap situasi dan kondisi di daerah masing-masing," tambah Tri Adhianto.

Peran kader posyandu pun juga tidak kalah penting dalam sosialisasi pencegahan stunting. Oleh karena itu, Tri Adhianto menegaskan bahwa stunting ini menjadi masalah yang sangat besar, namun sayangnya pengetahuan masyarakat tentang resiko stunting pada anak terbilang masih sangat minim.

"Untuk itu masyarakat harus lebih proaktif mengakses berbagai informasi demi mencegah risiko stunting pada buah hati. Pencegahan stunting harus dilakukan sejak dini, bahkan sejak masa kehamilan," pungkas dia.***

Tags

Terkini