2. Perawatan dan Keawetan
Baterai swap digunakan secara bergantian oleh banyak orang, sehingga kualitasnya tidak selalu terjaga.
Ada kemungkinan pengguna mendapatkan baterai dengan performa menurun.
Sebaliknya, baterai tanam hanya digunakan oleh pemilik motor, sehingga kondisi dan umur pakainya lebih terjamin.
Baca Juga: Kejari Purwakarta Selamatkan Uang Senilai Rp976.535.301 dari 10 Desa Bermasalah
3. Performa dan Desain Motor
Dari sisi desain, motor dengan baterai swap biasanya dirancang agar baterai mudah dilepas-pasang.
Hal ini terkadang membuat produsen harus berkompromi pada desain bodi maupun kapasitas baterai.
Motor dengan baterai tanam memberikan keleluasaan lebih bagi produsen untuk menghadirkan desain solid dan rapi.
Kapasitas baterainya juga cenderung lebih besar, sehingga mampu menempuh jarak lebih jauh.
Baca Juga: Peringatan! Jangan Memencet Jerawat di Area Berbahaya, Wanita Ini Sampai Lumpuh Wajah
4. Biaya Operasional
Untuk biaya, kedua jenis baterai memiliki sistem berbeda. Baterai swap umumnya menggunakan sistem berlangganan untuk penukaran baterai, sehingga lebih efisien bagi pengguna dengan jarak tempuh harian tinggi.
Namun, keterbatasan infrastruktur swap di sejumlah daerah bisa menjadi kendala.
Baterai tanam mengharuskan pengguna membeli baterai sendiri. Biaya awal memang lebih besar, tetapi pengguna tidak perlu membayar biaya langganan bulanan.