METROPOLITAN.ID - Motor listrik kini semakin populer di Indonesia karena dinilai ramah lingkungan dan hemat biaya operasional.
Namun, banyak calon pengguna masih bingung dalam menentukan pilihan antara motor listrik dengan baterai swap atau tanam.
Baik motor listrik baterai swap dan motor listrik baterai tanam memiliki karakteristik berbeda yang memengaruhi kenyamanan, biaya, hingga performa.
Baca Juga: Minggu Depan! DPRD Sahkan APBD Perubahan 2025 Kota Sukabumi, Program P2RW Dianggarkan Rp8,9 Miliar
Kesalahan memilih jenis baterai bisa membuat pengalaman berkendara menjadi kurang maksimal.
Oleh karena itu, penting memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing sebelum memutuskan membeli motor listrik.
Berikut ulasan selengkapnya mengenai 5 kelebihan dan kekurangan motor listrik baterai swap dan tanam yang wajib diperhatikan.
Baca Juga: Heboh! Jerome Polin Kasih Paham Kekeliruan Hitung Tunjangan Rumah DPR RI Rp50 Juta
1. Kemudahan Isi Ulang
Motor listrik dengan baterai swap memungkinkan pengguna menukar baterai kosong dengan yang penuh di stasiun swap hanya dalam hitungan menit.
Proses ini mirip dengan mengisi bahan bakar konvensional, sehingga cocok bagi pengguna dengan mobilitas tinggi.
Sementara itu, motor dengan baterai tanam harus diisi daya langsung di kendaraan. Waktu pengisian umumnya berkisar antara 3 hingga 6 jam, tergantung kapasitas baterai.
Bagi mereka yang sering bepergian jauh atau bekerja sebagai pengemudi ojek daring, sistem swap dinilai lebih praktis.
Baca Juga: Duel Menarik Persija dan Malut United, Dua Tim Berlabel Subur di BRI Super League