METROPOLITAN.id - Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat hingga 31 Juli, rupanya banyak dikeluhlan banyak pihak. Ya, tak terkecuali sejumlah pengusaha yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kabupaten Bogor. "Imbasnya banyak sekali ke dunia usaha. Apalagi dengan PPKM Darurat benar-benar dibatasi segala aktivitas yang dampaknya sangat besar bagi setiap pelaku usaha," kata Ketua Hipmi Kabupaten Bogor, Bambang Pria Kusuma. Dengan perpanjangan PPKM Darurat ini, Bambang mengaku tidak bisa berbuat banyak. Karena hal tersebut dilakukan untuk memutus mata rantai penularan covid-19. Namun ia berharap pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten bisa memperhatikan para pengusaha, karena selain masyarakat sipil, lanjut Bambang, para pengusaha mempunyai beban yang cukup berat dalam PPKM tersebut. "Kalau selama ini treatment dilkukan kepada masyarakat sipil. Pemerintah harus perhatikan nasib para pengusaha, apalagi pengusaha yang sedang merintis dan memiliki tangungan karyawan. Itukan cukup berat juga bebannya," kata dia. Bambang tak menampik, untuk tetap bertahan selama pandemi ini banyak pengusaha yang tergabung dalam Hipmi mulai banting setir dengan mengubah jenis usahanya. "Rendahnya daya beli masyarakat membuat pelaku usaha tidak produktif. Makanya saat ini ada teman-teman kita di Hipmi yang mulai menggeser jenis usahanya dengan menyediakan berbagai alat kesehatan yang saat ini banyak dibutuhkan oleh masyarakat," paparnya. Sebelumnya, Bupati Bogor Ade Yasin mengatakan banyak masyarakat yang keberatan dengan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Meski demikian, ia mengaku kebijakan tersebut diambil pemerintah untuk memprioritaskan kesehatan dan nyawa masyarakat. “Besar sekali efektivitasnya dalam menekan kasus Covid-19. Jika ditiadakan PPKM Darurat, sudah dipastikan tingkat penularan virus ini akan lebih banyak,” ungkap Ade Yasin. (mam)