Modal investasi kerja disebut bisa mengantarkan Rena menuju Pilkada 2024.
“Itu sangat bisa menjadi modal awal Rena. Dari segi keterpilihan, setidaknya Rena sudah punya modal 17,7 persen. Dengan lebih massif lagi melakukan program blusukan ke bawah, tentu ia punya peluang yang besar,” ujar dia
Menurut dia, modal awal elektabilitas tersebut berkaitan pula dengan kinerja Rena Sebagai Kepala Dinas PUPR Kota Bogor.
Tercermin dalam angka kepuasan bidang infrastruktur dan pembangunan di Kota Bogor yang mencapai 38,9 persen.
Baca Juga: Jackie Chan Datang ke Indonesia pakai Jet Pribadi, Ada Agenda Apa?
Meski begitu pun hal itu dianggap belum terlalu cukup karena beberapa persoalan pokok masih dikeluhkan oleh warga Kota Bogor yang sifatnya tidak sektoral.
“Selain kinerja selama ini di Dinas PUPR, pekerjaan rumah Rena sekarang adalah menjawab persoalan pokok warga kota," ujar dia.
"Misalnya seperti harga kebutuhan pokok yang 45 persen responden kami menggap masih malah. Begitu juga isu-isu lainnya, seperti Pendidikan, Kesehatan, pengolahan sampah dan sebagainya,” imbuh Lukman.
Di sisi lain, ia menyebut pesaing utama Rena Da Frina yakni Dedie Rachim dengan tingkat keterpilihan 20,2 persen.
Ia menganggap hal itu biasa dalam proses kontestasi pilkada.
Luqman juga menitikberatkan para calon agar tidak lupa mengamankan tiket agar bisa berlabuh di Pilkada Kota Bogor.
“Persaingan tentu ketat, terutama dengan Dedie Rachim. Tinggal sekarang fokus Rena juga harus tertuju pada rekomendasi partai. Jangan sampai peluang yang sudah ada kandas karena tidak adanya tiket untuk berlabuh di Pilkada Kota Bogor,” pungkas dia.
Diketahui, survei Puspoll Indonesia dilaksanakan pada 28 Juli -3 Agustus 2024.
Survei dilaksanakan dengan jumlah sampel sebanyak 440 responden, dengan margin of error +/-4,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.