politik

3 CALON WAKIL WALI KOTA BOGOR NGGAK DI-COKLIT KPU

Senin, 22 Januari 2018 | 10:38 WIB

-

METROPOLITAN – Gerakan pencocokan dan penelitian (coklit) nasional yang dilakukan KPU Kota Bogor, mulai bergulir sejak Sabtu (20/1) hingga Minggu (18/1). Rumah tokoh, pejabat, artis dan masyarakat yang tinggal di Kota Bogor akan dikunjungi petugas pemutakhiran data pemilih (PPDP). Kediaman sejumlah bakal calon kepala daerah yang maju pada pilwalkot Bogor pun tak luput dari pendataan. Namun ada tiga calon wakil wali kota Bogor dinyatakan tidak didata KPU. Alasannya, ketiga orang itu bukan berdomisili atau ber-KTP di kota hujan. Yakni Sefwelly Gynanjar Djoyodiningrat, Dedie A Rachim dan Sugeng Teguh Santoso.

Komisioner Divisi SDM dan Parmas, Bambang Wahyu, membenarkan hal tersebut. Menurutnya, ketiganya tidak didatangi atau dilakukan coklit ke kediamannya karena berdomisili di luar Kota Bogor. Seperti Sugeng Teguh Santoso berdomisili di Kabupaten Bogor, Sefwelly Gynanjar Djoyodiningrat di Bekasi serta Dedie A Rachim di Jakarta.

Menurut Bambang, untuk hasil gerakan coklit sementara sejak Sabtu (20/1) dari 729 PPDP yang diturunkan, ada sebanyak 6.073 rumah dengan 7.396 KK yang sudah dilakukan coklit. Dengan jumlah pemilih laki-laki sebanyak 9.667 dan jumlah pemilih perempuan sebanyak 9.561. “Kalau ditotal, hari pertama kita sudah men-coklit 19.228 warga Kota Bogor. Sisanya kita akan lakukan secara bertahap,” kata Bambang.

Dihari pertama pelaksanaan kegiatan gerakan coklit, KPU Kota Bogor mendatangi sejumlah tokoh di Kota Bogor. Diantaranya kediaman para bakal pasangan calon (bapaslon) wali kota dan wakil wali kota Bogor, wakil wali Kota Bogor Usmar Hariman, Sekda Kota Bogor Ade Sarip Hidayat serta para artis yang berdomisili di Kota Bogor.

Sebelumnya, Ketua KPU Kota Bogor, Undang Suryatna, mengatakan bahwa sesuai data yang diberikan Disdukcapil Kota Bogor ada sebanyak 730 ribu warga Kota Bogor yang masuk DP4. Tetapi secara pastinya, dapat terlihat dalam proses gerakan coklit nanti. “Kalau yang diserahkan, jumlahnya segitu (730 ribu jiwa, red). Tetapi secara pastinya, kita lihat saja. Gerakan coklit ini sendiri dilakukan mulai besok (hari ini, red) sampai 18 Februari,” kata Undang usai melakukan rapat koordinasi gerakan coklit nasional KPU di kantor KPU Kota Bogor.

Undang menjelaskan, selain mengetahui jumlah DP4 yang ada di Kota Bogor, gerakan coklit ini bertujuan memastikan apakah pemilih masih hidup atau sudah meninggal. Lalu pemilihnya masih ada atau sudah pindah domisili. Sedangkan jika TNI dan Polri, akan dicoret langsung. Selanjutnya jika belum terdaftar, akan didaftarkan dengan memberikan formulir model A1. Kemudian jika belum memiliki KTP-el, akan dicatat dan dikoordinasikan dengan Disdukcapil Kota Bogor. Sehingga melalui kegiatan coklit ini, kemungkinan DP4 masih bisa bertambah atau berkurang. “Masih memungkinkan (bertambah atau berkurang, red). Karena tadi mungkin saja masih ada warganya yang belum tercatat di DP4, tapi sudah warga Kota Bogor,” ujarnya.

(rez/b/ram)

Tags

Terkini