METROPOLITAN - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merevisi jumlah harta kekayaan calon kepala daerah yang mengikuti pilwalkot Bogor 2018. Dua dari delapan calon kepala daerah mengalami penyusutan harta kekayaan. Yakni Sugeng Teguh Santoso dan Bima Arya. Sesuai data yang ada dilaman resmi kpk.go.id, Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dimiliki Sugeng Teguh Santoso sebesar Rp82.012.477.591 dari sebelumnya sebanyak Rp85.635.427.591. Sedangkan, Bima Arya memiliki harta kekayaan sebesar Rp5.230.000.000 dari sebelumnya senilai Rp5.591.250.000.
Menanggapi hal itu, balon wakil wali kota Bogor, Sugeng Teguh Santoso menjelaskan bahwa pengurangan harta kekayaan itu lantaran penghitungan sebelumnya kurang tepat sehingga harus dilakukan penghitungan ulang. “Iya ada koreksi. Dikoreksi jadi menurun. Tetapi masih yang tetap banyak ya, saya juga kaget sebenarnya,” kata lelaki yang akrab disapa STS seraya tertawa.
Menurutnya, besarnya jumlah kekayaan yang dimiliki ini tidak ada hubungannya dengan pencalonan. Apalagi dengan harta terbanyak bisa menang dengan mudah. Sebab pemenangan itu basisnya ada pada strategi dan kerja kantong-kantong suara yang sudah menjadi basis. Seperti basis dari PDI Perjuangan, PKB, basis yang dibentuk masyarakat melalui relawan serta kelompok komunitas baik berdasarkan kepercayaan agama, kultur daerah maupun organisasi masyarakat (ormas). “Itulah yang saat ini kita sedang garap. Kalau saya merasa (banyaknya jumlah harta kekayaan) tidak ada hubungannya dengan pencalonan ini bisa menang mudah,” ucapnya.
STS menuturkan, motivasi maju di pilwalkot lantaran terdorong kondisi kepemimpinan di Kota Bogor yang bukan kepemimpinan substansif. Artinya, bahwa pemerintahan itu ada tetapi ternyata masih ada keluhan-keluhan dari masyarakat dan itu nyata. Seperti beberapa masalah yang belum terselesaikan tuntas hingga sampai saat ini di Terminal Baranangsiang dan tanah longsor. “Ini kan memerlukan kebijakan pemimpin solutif, bukan dengan bantuan terpal atau makanan ringan saja. Harus dibuat juga pengamanannya. Inilah yang memotivasi saya untuk mencalonkan di pilwalkot Bogor,” ujarnya.
Sementara itu balon wali kota Bogor, Bima Arya, juga memaparkan alasan harta kekayaan yang dimiliki mengalami penurunan. Hal tersebut karena harta bergerak yang dimiliki dari sebesar Rp450 juta menurun menjadi sebesar Rp135 juta. Lalu, uang tunai yang tadinya sebesar Rp470 juta menjadi Rp340 juta. “Karena mobil berkurang, dari dua menjadi satu. Tahun lalu saya jual mobil saya, Captiva. Jadi sekarang tinggal satu mobil freed,” kata Bima.
Namun demikian, ditambahkan Bima, kalau ditotal secara keseluruhan harta kekayaan yang dimiliki saat ini meningkat sebesar Rp5,3 miliar dari Rp2,3 miliar di 2014. Tetapi, yang meningkat adalah nilai aset. “Karena nilai aset tanah dan rumah yang memang naik menyesuaikan NJOP. Kalau harta bergerak dan uang tabungan turun,” tutupnya.
(rez/b/ram)