METROPOLITAN - Para calon bupati (cabup) Bogor 2018 beradu visi dan gagasan soal bidang pendidikan dan kesehatan dalam acara Dialog Politik Membedah Visi-Misi Bupati Bogor 2018 di gedung Graha Pena, kemarin. Dalam janji-janji programnya, para cabup menekankan pada alokasi peningkatan anggaran bidang pendidikan dan bantuan operasional pendidikan bagi masyarakat.
Dialog dimulai dengan melihat terlebih dulu video yang menunjukkan mirisnya potret pendidikan dan kesehatan di Kabupaten Bogor, dari gedung sekolah yang tak layak, akses yang jauh dan sejumlah persoalan pendidikan lainnya. Sayangnya, dalam dialog tersebut tidak dihadiri paslon Jaro Ade-Ingrid Kansil. Panitia juga menyiapkan sejumlah panelis yang terdiri dari organisasi pemerhati, akademisi seperti rektor UIKA dan Universitas Pakuan, ahli kesehatan, mahasiswa dan sejumlah pihak lainnya.
Cabup Ade Yasin memulai penyampaiannya dengan menyajikan data-data. Perempuan yang berpasangan dengan Iwan Setiawan ini menghitung ada 758 ruang kelas SD dan 80 ruang kelas SMP yang rusak. Ade Yasin mengandaikan, jika dikalikan dengan pagu anggaran, butuh sekitar Rp300 miliar untuk memperbaiki kelas-kelas yang rusak. “Kalau pemerintah berketetapan hati memperbaiki sekolah rusak, satu tahun bisa tuntas. Dana persiapan porda saja sampai Rp200 miliar,” kata Ade Yasin.
Selain itu, Ade Yasin juga akan mengeluarkan kartu Bogor Cerdas (Bodas). Kartu ini nantinya akan menutupi kekurangan operasional siswa untuk meng-cover dana bos pusat yang masih kurang. Ia juga berjanji akan meningkatkan kesejahteraan para guru honorer dan meningkatkan alokasi anggaran untuk pendidikan. “Ada dana BOS dari pemerintah. Ketika kami hitung, kebutuhan untuk anak SD per tahun butuh Rp1 juta, sementara dana BOS-nya Rp600 ribu per tahun. Untuk SMP, kebutuhan per tahun Rp1,5 juta, dana BOS-nya Rp800 ribu. Jadi kekurangannya bisa di-cover lewat dana BOS daerah atau kartu Bodas tersebut,” terangnya.
Sementara itu, cabup Ade Wardhana menekankan tiga program untuk perbaikan pendidikan. Yaitu satu rumah tangga satu sarjana, sekolah gratis SD, SMP, SMA dan peningkatan gaji guru honorer dan guru madrasah. “Saat ini langkah harapan sekolah sampai kelas VII, kami menawarkan program tersebut karena sudah terukur. Untuk program kesehatan juga kami gulirkan program satu desa satu dokter, satu desa satu sarana olahraga, bantuan ibu hamil selama tiga bulan dan bantuan ibu menyusui selama enam bulan,” ujar Ade Wardhana.
Selanjutnya, program yang digulirkan cabup Gunawan Hasan juga tidak jauh berbeda. Lelaki yang maju lewat jalur perseorangan ini berharap tidak ada anak putus sekolah ke depannya. Dirinya juga berjanji akan membangun perguruan tinggi di Kabupaten Bogor yang diprioritaskan untuk warga Bogor yang kurang mampu serta meningkatkan insentif untuk para guru. “Masalah pendidikan memang masih menjadi PR. Ini yang saya temui ketika turun di lapangan, di setiap pelosok. Kami juga tidak ingin ke depannya ada rumah sakit yang menolak pasien miskin. Gratis untuk warga kurang mampu,” aku Gunawan.
Sementara itu, calon bupati Fitri Putra Nugraha alias Nungki yang diwakili wakil bupatinya, Bayu Syah Johan, berjanji jika terpilih nanti tidak ada anak usia sekolah yang tidak sekolah. Bayu juga ingin ada kenaikan insentif untuk para guru yang lebih layak dan perbaikan infrastruktur pendidikan. “Pemerintah daerah juga harus bisa mensubsidi kebutuhan para siswa. Anggaran harus ditingkatkan. Pada prinsipnya, kami berjuang dengan hati nurani, berdikari di bidang ekonomi, berdaulat di bidang politik dan berkepribadian di kebudayaan,” tandas Bayu.
(fin/b/els/run)