politik

Bayu Paling Sering Dengar Keluhan Jalan Rusak

Sabtu, 24 Maret 2018 | 09:14 WIB

-
METROPOLITAN
- Pasangan calon bupati dan wakil bupati Bogor Fitri Putra Nugraha alias Nungki–Bayu Syah Johan terus turun ke masyarakat saat masa kampanye berlangsung. Dari sekian banyak persoalan, masalah infrastruktur masih menjadi keluhan yang paling banyak disampaikan warga.   Salah satu infrastruktur yang masih menjadi sorotan adalah soal kondisi jalan. Banyak jalan di Kabupaten Bogor, khususnya di wilayah-wilayah yang kondisinya rusak parah. “Permasalahan paling utama yang paling banyak dikeluhkan itu soal infrastruktur, jalan rusak, kualitasnya tidak bagus. Selain itu, masyarakat banyak yang menganggur dan pelayanan publik dan kesehatan. Kebanyakan soal itu yang ditemui, banyak sekali kalau dirunut,” kata Calon Wakil Bupati Bogor Bayu Syah Johan kepada Metropolitan, kemarin.   Menurut Bayu, masalah-masalah yang disampaikan masyarakat menjadi bahan masukan dan akan dibenahi jika dirinya terpilih nanti. Di samping itu, calon dengan nomor urut dua ini merasa bersyukur lantaran di setiap kampanyenya selalu mendapat sambutan yang baik dari masyarakat. “Kami tentunya akan membenahi semua dan menjadikannya prioritas. Alhamdulilah antusiasme masyarakat juga sangat baik,” terangnya.   Selain kampanye, pasangan yang diusung PDI Perjuangan dan Hanura ini mengaku ikut menyosialisasikan suksesi Pilkada 2018. Sebab, dirinya merasa punya kewajiban untuk turut serta menyukseskan pesta demokrasi lima tahunan tersebut. Bayu berharap partisipasi pemilih terus meningkat dan masyarakat menyalurkan hak pilihnya dengan objektif. “Kami juga punya kewajiban melakukan sosialisasi, bukan cuma KPU dan pemerintah. Pilkada ini kepentingan bersama, kepentingan masyarakat untuk memilih pemimpin. Rugi kalau masyarakat tidak menentukan hak pilihnya karena sangat menentukan nasib Kabupaten Bogor lima tahun ke depan,” ujar Bayu.   Di luar itu, Bayu menyayangkan masih adanya dugaan keterlibatan oknum desa yang ikut melakukan kampanye demi mendukung salah satu paslon. “Karena ada temuan, banyak bahan kampanye semacam kalender yang tersebar di wilayah yang belum didatangi calon. Ada dugaan keterlibatan oknum desa di situ karena pas saya tanya ada yang bilang dari orang kelurahan atau desa. Ini yang sangat saya sayangkan, padahal ASN tidak boleh terlibat politik praktis,” ungkapnya. (fin/b/els)

Tags

Terkini