politik

Mahasiswa Sebut Skeptis pada Penyelenggara

Sabtu, 25 Mei 2019 | 09:17 WIB
ILUSTRASI: KAMMI Daerah Bogor menilai kondisi usai pemilu 2019 membuat mahasiswa skeptis

Pemilihan umum (pemilu) akan memasuki babak akhir. Namun, berbagai macam polemik muncul begitu banyak. Kondisi ini dinilai membuat banyak pihak menjadi skeptis terhadap kredibilitas penyelenggara dan legitimasi hasil yang baru saja diumumkan beberapa waktu lalu.

METROPOLITAN - Pernyataan  tersebut disampaikan Ketua Umum Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Daerah Bogor, Arif Sibghotulloh. Menurutnya, berbagai kejanggalan terjadi tanpa henti. Mulai dari kecurangan yang begitu masif, hingga ketidaknetralan aparatur negara.

Banyak pula komponen penyelenggara pemilu yang harus menjadi korban, bahkan sampai meninggal dunia. Korban yang terus berjatuhan membuat pemilu kali ini seolah menjadi tragedi kemanusiaan di tengah helatan akbar demokrasi ini.

Menurut Arif, demokrasi yang sudah diperjuangkan bersama semakin terancam dan membuat resah berbagai pihak. Bobroknya sistem demokrasi ini, menurutnya, tentu juga membuat geram masyarakat. “Belum lagi provokasi yang luar biasa dilakukan pemerintah dan elite politik,” kata Arif.

Kejadian pada 22 Mei 2019 pun dianggapnya adalah sebuah pengkhianatan terhadap nilai-nilai demokrasi. KAMMI Daerah Bogor merasa sangat prihatin terhadap kemunduran dan pengkhianatan terhadap nilai-nilai demokrasi. “Oleh karena itu, dengan ini kami menyatakan sikap menuntut Bawaslu tegas dalam berbagai sikap terkait kecurangan pemilu, menuntut KPU untuk independen dan mempertanyakan sikap KPU yang tergesa-gesa dalam pengumuman,” terangnya.

Selain itu, pihaknya mengimbau aparat untuk tidak menghalangi hak-hak rakyat dalam berdemokrasi. “Kami menolak tindakan represif aparat terhadap masyarakat,” tandas Arif. (pjb/fin/run)

Tags

Terkini