METROPOLITAN - Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim menganggap perlu adanya momentum kebersamaan jika melihat situasi usai pemilihan presiden (pilpres) 2019. Harapannya proses pesta demokrasi yang cukup tegang kemarin bisa semakin turun tensinya.
Pernyataan tersebut disampaikan Dedie saat Helaran Seni Budaya Nusantara dalam memeriahkan Hari Jadi Bogor (HJB) ke-537 di Kota Bogor, kemarin. Mengusung tema Satata Sariksa, HJB kali ini memiliki arti satu kota, satu aturan dan dijaga bersama-sama. Tema tersebut diangkat untuk mengingatkan kembali rumusan kebersamaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Menurut Dedie, ungkapan Satata Sariksa yang berarti ’satu aturan bersama-sama memelihara’ ini untuk menciptakan kebersamaan hidup yang sempat terkoyak belakangan ini.
“Yang menarik dari tema yang diusung ini ialah keberagaman dan kebersamaan di Nusantara. Bahwa memang kita melihat situasi pasca Pilpres 2019 ini perlu adanya momentum-momentum kebersamaan yang dikaitkan dengan kebersamaan dalam keberagaman budaya,” kata Dedie.
Untuk itu, dirinya berharap Helaran Seni Budaya Nusantara ini mampu mencairkan ketegangan yang sempat terjadi belakangan ini.
”Sehingga proses pilpres yang cukup tegang kemarin semoga tensinya saat ini bisa semakin turun. Bisa kita saksikan masyarakat saat ini berkumpul semua di sini, begitu indah dan begitu damai dalam mendukung kegiatan yang istimewa ini,” ungkapnya.
Dalam helaran lali ini, sederet pejabat tinggi ikut hadir memeriahkan pesta rakyat tersebut. Salah satunya adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, kehadiran Anies di tengah-tengah warga Bogor saat helaran HJB menjadi bukti persatuan. Perbedaan politi di pilpres 2019 tidak merusak persahabatan keduanya.
“Acara ini menyejukkan kebatinan rakyat Indonesia dengan kedatangan Mas Anies. Ada simbol yang kuat bahwa apa pun pilihannya, di mana pun partainya, kita tidak memutus persahabatan, tutur Bima Arya.