Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Bogor Eko Prabowo menjelaskan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Disdukcapil untuk melakukam verifikasi para jomblo yang ada di Kota Bogor. Setelah mendapatkan data tersebut, ia akan menggandeng Kominte Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Bogor untuk membuat kegiatan bagi para jomblo tersebut. “Kalau para jomblo ini mempunyai kegiatan, mungkin tidak akan ada hal-hal negatif yang dilakukannya. Maka dari itu, kita nanti akan menggagasnya,” jelasnya.
Eko pun mengaku akan mengarahkan para jomblo di Kota Bogor ke jalur olahraga atau bidang-bidang yang lainnya. Bahkan dengan kegiatan konseling dengan mobil curhat yang dimiliki Dinas Kesehatan, bisa menjadi solusi para jomblo tersebut. Di Kabupaten Bogor, khususnya di Kecamatan Cisarua, Kantor Urusan Agama (KUA) Cisarua mencatat ada 10.411 gadis belum menikah.
Kepala Seksi Pemerintahan Kecamatan Cisarua Ridwan mengatakan, jumlah gadis terbanyak di Kecamatan Cisarua yakni Desa Tugu Selatan dan Desa Kopo. Desa Tugu Selatan dari 8.586 jiwa jumlah penduduk perempuan terdapat 1.808 gadis usia 16-18 tahun yang belum menikah. Sedangkan di Desa Kopo dari 8.787 jiwa penduduk perempuannya terdapat 1.796 gadis desa yang belum menikah dan masih muda-muda.
Untuk di tujuh desa lainnya, lanjutnya, dari data yang tercatat masih ada ribuan. Di Desa Citeko, dari 5.918 jiwa warga perempuan menyimpan 1.220 gadis belum menikah. Desa Batulayang, dari 4.515 jiwa penduduk perempuan ada 938 gadis belum menikah. Desa Cibeureum dari 7.068 jiwa penduduk perempuan ada 1.427 gadis belum menikah. Sedangkan di Desa Cilember dari 4.590 jiwa penduduk wanita ada 521 gadis belum menikah.
Lalu di Desa Leuwimalang, dari 4.316 jiwa terdapat 870 gadis belum menikah. Selanjutnya di Desa Tugu Utara dari 5.335 jiwa penduduk wanitanya ada 1.085 gadis yang masih jomblo. Begitupun di Desa Jojogan dari 3.652 jiwa penduduk wanita yang ada terdapat 746 gadis.
DI INDONESIA MENCAPAI 52 JUTA
Beragam situs biro jodoh berbasis daring menjamur di Indonesia. Mulai dari yang gratisan hingga berbayar. Kesibukan di dunia kerja rupanya membuat sebagian orang acuh soal mencari pasangan.
Chief Executive Officer Setipe.com Razi Thalib mengatakan angka jomblo mencapai 52 juta orang. Rentang usia jomblo, menurut dia, 18-40 tahun. Riset serupa juga dilakukan Zola Yoana, pendiri Heart Inc. Menurut riset Zola, jumlah jomblo di atas usia 27 tahun meningkat dua persen setiap tahun pada 2010 hingga 2014.
Pada 2010, jumlah jomblo pria mencapai 4,9 juta orang sementara jomblo perempuan mencapai 4,7 juta. Angka ini meningkat drastis pada 2014, jumlah jomblo pria mencapai 5,1 juta dan perempuan mencapai 5 juta.
Jika dilihat dari karier, ia mengatakan kebanyakan jomblo memiliki karier bagus. “Kebanyakan menengah atas, berkarier bagus dan berpendidikan tinggi,” ujarnya.
Pendiri The Indonesia Dating Service Srie Mandaline Hendra, 60 tahun mengatakan banyak kaum jomblo Indonesia yang menjadi member situs perjodohan kelas internasional. Menurutnya Match.com, Shaadi.com, dan Perfectmatch.com yang biasa diikuti oleh jomblo dari Indonesia. “Ini menunjukkan jumlah single di Indonesia banyak,” jelasnya.
(mam/c/tem/er/run)