berita-utama

Bogor Sumbang 462 Ribu Jomblo

Senin, 9 Januari 2017 | 09:53 WIB

Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Pemuda dan Olah­raga Kota Bogor Eko Prabowo menjelaskan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dis­dukcapil untuk melakukam verifikasi para jomblo yang ada di Kota Bogor. Setelah mendapatkan data tersebut, ia akan menggandeng Kominte Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Bogor untuk membuat kegiatan bagi para jomblo tersebut. “Kalau para jomblo ini mempunyai ke­giatan, mungkin tidak akan ada hal-hal negatif yang dilakukannya. Maka dari itu, kita nanti akan menggagas­nya,” jelasnya.

Eko pun mengaku akan mengarahkan para jomblo di Kota Bogor ke jalur olah­raga atau bidang-bidang yang lainnya. Bahkan den­gan kegiatan konseling dengan mobil curhat yang dimiliki Dinas Kesehatan, bisa menjadi solusi para jomblo tersebut. Di Kabu­paten Bogor, khususnya di Kecamatan Cisarua, Kantor Urusan Agama (KUA) Cisa­rua mencatat ada 10.411 gadis belum menikah.

Kepala Seksi Pemerin­tahan Kecamatan Cisarua Ridwan mengatakan, jumlah gadis terbanyak di Keca­matan Cisarua yakni Desa Tugu Selatan dan Desa Ko­po. Desa Tugu Selatan dari 8.586 jiwa jumlah penduduk perempuan terdapat 1.808 gadis usia 16-18 tahun yang belum menikah. Sedangkan di Desa Kopo dari 8.787 jiwa penduduk perempuannya terdapat 1.796 gadis desa yang belum menikah dan masih muda-muda.

Untuk di tujuh desa lain­nya, lanjutnya, dari data yang tercatat masih ada ribuan. Di Desa Citeko, dari 5.918 jiwa warga perem­puan menyimpan 1.220 gadis belum menikah. Desa Batulayang, dari 4.515 jiwa penduduk perempuan ada 938 gadis belum menikah. Desa Cibeureum dari 7.068 jiwa penduduk perempuan ada 1.427 gadis belum me­nikah. Sedangkan di Desa Cilember dari 4.590 jiwa penduduk wanita ada 521 gadis belum menikah.

Lalu di Desa Leuwimalang, dari 4.316 jiwa terdapat 870 gadis belum menikah. Selanjutnya di Desa Tugu Utara dari 5.335 jiwa pen­duduk wanitanya ada 1.085 gadis yang masih jomblo. Begitupun di Desa Jojogan dari 3.652 jiwa penduduk wanita yang ada terdapat 746 gadis.

DI INDONESIA MENCA­PAI 52 JUTA

Beragam situs biro jodoh berbasis daring menjamur di Indonesia. Mulai dari yang gratisan hingga berbayar. Kesibukan di dunia kerja rupa­nya membuat sebagian orang acuh soal mencari pasangan.

Chief Executive Officer Setipe.com Razi Thalib men­gatakan angka jomblo men­capai 52 juta orang. Rentang usia jomblo, menurut dia, 18-40 tahun. Riset serupa juga dilakukan Zola Yoana, pendiri Heart Inc. Menurut riset Zola, jumlah jomblo di atas usia 27 tahun mening­kat dua persen setiap tahun pada 2010 hingga 2014.

Pada 2010, jumlah jomblo pria mencapai 4,9 juta orang sementara jomblo perem­puan mencapai 4,7 juta. Angka ini meningkat drastis pada 2014, jumlah jomblo pria mencapai 5,1 juta dan perempuan mencapai 5 juta.

Jika dilihat dari karier, ia mengatakan kebanyakan jomblo memiliki karier ba­gus. “Kebanyakan menen­gah atas, berkarier bagus dan berpendidikan tinggi,” ujarnya.

Pendiri The Indonesia Dat­ing Service Srie Mandal­ine Hendra, 60 tahun men­gatakan banyak kaum jom­blo Indonesia yang menjadi member situs perjodohan kelas internasional. Menurut­nya Match.com, Shaadi.com, dan Perfectmatch.com yang biasa diikuti oleh jomblo dari Indonesia. “Ini menunjukkan jumlah single di Indonesia banyak,” jelasnya.

(mam/c/tem/er/run)

Halaman:

Tags

Terkini