Minggu, 21 Desember 2025

Bogor Sumbang 462 Ribu Jomblo

- Senin, 9 Januari 2017 | 09:53 WIB

JOMBLO Ngenes alias Jones. Kalimat itu kerap menjadi bahan ejekan terhadap orang-orang yang belum memiliki pasangan atau masih berstatus lajang. Berbagai alasan di­lakukan seseorang yang memilih hidup sendiri. Nah, di Kota Bogor, jumlah jomblo alias lajang yang belum menikah mencapai ratusan ribu.

DATA yang diperoleh Metropolitan dari Dinas Kependudu­kan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bogor, dari jumlah penduduk di Kota Bogor sebanyak 984.896 orang, sebanyak 462.707 orang berstatus lajang alias belum menikah.

Dari segi usia, sebanyak 71.747 orang berusia 20 sam­pai 24 tahun yang belum menikah. Lalu usia 25 sampai 29 tahun sebanyak 41.510 orang, usia 30 sampai 34 ta­hun sebanyak 21.932 orang. Kemudian di usia 35 hingga 39 tahun sebanyak 11.770 orang serta usia 40 sampai 44 tahun ada 7.027 orang.

Salah seorang lajang di Kota Bogor, Andara (30), mengaku dirinya melajang lantaran pilihan hidupnya. Bahkan, ia merasa nyaman dengan kesendiriannya tan­pa dibayangi sosok pria di kehidupannya. “Saya merasa nyaman dengan kesendirian karena dengan sendiri saya bisa menggapai apa yang saya mau tanpa dibebani apa pun,” ujarnya kepada Metropolitan.

Wanita berkulit putih itu mengaku tak iri dengan te­man-temannya yang telah mempunyai pasangan. Se­bab, menurutnya, teman-temannya tersebut belum tentu bisa bahagia seperti dirinya yang sudah mela­jang cukup lama ini. “Ke­napa harus iri, toh saya pun bahagia dengan hidup saya yang sendiri tanpa diber­atkan pasangan,” jelasnya.

Hal berbeda diungkap­kan Irwanyah (28). Warga Kota Bogor ini mengaku sulit menemukan pasangan yang tepat sehingga memilih sendiri. “Belum ada yang cocok,” imbuhnya.

Irwan pun tak tahu sampai kapan ia akan melajang. Pa­dahal, menurutnya, upaya pendekatan sudah ia laku­kan berulang kali dengan sejumlah wanita. Namun, hal tersebut belum mem­buahkan hasil. “Saya sempat stres, tetapi sekarang santai saja,” akunya.

Di tempat terpisah, Psiko­log Artiawati mengatakan, banyaknya orang-orang yang belum memiliki pasan­gan di Kota Bogor ini menu­rutnya lantaran dua faktor.

Pertama, kata dia, karena memang mereka tak mau memiliki pasangan. Sebab, banyak orang tanpa pa­sangan bisa lebih sukses dan mempunyai kebebasan sehingga merasa lebih nyaman dibanding harus berpacaran atau memiliki keluarga. “Kita harus lihat dulu kenapa penyebab­nya mereka memilih jom­blo. Karena ada juga yang jomblo ini lebih bahagia dengan kesendiriannya,” ujarnya kepada Metropoli­tan, kemarin.

Kedua, lanjutnya, ada orang-orang yang trauma melihat sanak saudara atau teman-temannya yang gagal membangun bahtera rumah tangga alias bercerai. Se­hingga, menurut Arti, mereka takut memiliki pasangan.

Padahal, pada dasarnya ingin memiliki pasangan seperti saat sebelum dirinya mengetahui ada saudara atau teman-temannya yang gagal membangun mahligai rumah tangga. “Orang-orang seperti ini awalnya biasa saja dan memang menginginkan mempunyai pasangan. Tetapi karena trauma melihat kegagalan orang lain, ia merasa takut mempunyai pasangan,” terangnya.

Karena ketakutan memiliki keluarga, menurut Arti, men­jadi salah satu banyaknya jomblo di Kota Hujan. Dalam risetnya bahkan ia pernah menemukan kasus wanita yang sukses dan kaya raya dengan tak memiliki pasan­gan hingga umurnya cukup tua.

Hal itu karena orang tuanya merasa kehilangan jika anaknya memiliki pasangan. Terlebih anaknya menjadi tulang pung­gung keluarga sehingga wanita tersebut tak memiliki pasangan sampai umurnya cukup tua. “Ada juga karena orang tuanya sakit, jadi orang itu lebih me­milih keluarga dibandingkan harus mempunyai pasangan karena ingin fokus kepada keluarganya,” paparnya.

Selain karena pilihan hid­up dan desakan keluarga, seorang lajang atau jom­blo ini diakibatkan karena mereka sulit menemukan pasangan yang cocok atau jomblo karena ditinggal pa­sangannya. Sehingga, hal tersebut berakibat buruk kepada jomblo tersebut. Hal ini pun sering kali membuat para jomblo depresi karena keinginannya mempunyai pasangan tak terealisasikan. “Ada juga jomblo yang ingin punya pasangan tapi tidak tercapai karena sering dito­lak. Ini yang kadang mempu­nyai dampak buruk kepada yang lainnya,” katanya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X