Sementara soal adanya dugaan motif perebutan harta warisan, polisi masih enggan blak-blakan. “Untuk masalah motif apakah itu soal warisan atau lainnya, sedang didalami oleh penyidik,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono.
Informasi yang dihimpun, Murniati merupakan anak kedua Popong dari hasil pernikahan pertamanya bersama Undang Barnas. Undang meninggal puluhan tahun lalu dan Popong menikah lagi dengan seorang sopir angkot. Pernikahan itu tak bertahan lama. Keduanya bercerai dan Popong kembali menikah dengan Purwanto (50). Saat ini, Popong tinggal bersama Purwanto.
Ayah tiri Murniati (22), Purwanto mengatakan, dirinya belum mengetahui bahwa yang tega menghabisi mahasiswi semester IV UMJ itu adalah kakak kandung Murniati sendiri.
Ketika disinggung hubungan Murniati dengan kakak kandungnya, ia mengaku baik-baik saja dan selama ini tidak pernah ada keributan antara mereka.
“Selama ini Murni dan kakaknya baik-baik saja,” katanya saat ditemui di rumah duka, Jalan Makmur, Cipayung, Pondokrangon, Jakarta Timur, Rabu (11/1).
Ia menambahkan, pelaku itu tinggal di Bekasi dan sudah memiliki istri. Saat ini, sambungnya, istri kakak kandungnya sedang hamil tujuh bulan. “Kakaknya itu kerja dan tinggal di Bekasi. Kini istrinya lagi hamil tujuh bulan,” ucapnya.
Sekadar diketahui, Murniati ditemukan tewas di rumahnya di Jalan Makmur, Pondokranggon, Cipayung, Jakarta Timur, pada Selasa (10/1) sekira pukul 02:00 WIB. Korban menderita luka lebam di pelipis kiri bekas benturan, luka robek di bibir kanan dan diduga ada bekas bekapan bantal. Hasil olah TKP, petugas tidak menemukan adanya barang-barang korban yang hilang.
Dari keterangan tetangga korban, Nelawati, sebelum kampungnya digegerkan dnegan kematian Murniati, ia sempat mendengar ada kegaduhan dari tempat tinggal korban.
Nelawati memberi tahu suaminya, Paul, bahwa ada suara benturan di tembok dan suara seseorang mengatakan, “Silakan ambil apa saja yang ada.” Paul kemudian mendengarkan suara dari pintu belakang dan menguhubungi rekannya lantaran tak berani masuk rumah korban sendiri.
Tak lama rekan Paul datang, ibu korban, Popong, juga tiba di rumah. Mereka membuka pintu yang terkunci dari dalam. Korban sudah meninggal dalam keadaan telentang. Polisi yang menerima laporan langsung melakukan olah TKP dan melakukan autopsi terhadap jasad korban.
Sementara itu, salah seorang sumber dari tetangga yang dekat dengan keluarga korban menjelaskan, pelaku sempat melarang keluarga melakukan autopsi kepada Murniati. “Saya dapat info dari keluarga bahwa kakaknya itu sempat tak setuju kalau dilakukan autopsi kepada Murni,” pungkas lelaki yang enggan dicantumkan namanya itu.
Sebelumnya, mahasiswi Universitas Esa Unggul bernama Tri Ari Yani Puspo Arum (22) juga dibunuh. Korban ditemukan bersimbah darah di kamar kosnya di Jalan Haji Asmat Ujung, RT 08/11, Perumahan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, pada Senin pagi (9/1) sekitar pukul 09:00 WIB.
Hingga kini, polisi belum berhasil mengungkap pelaku pembunuhan Arum. Polsek Kebon Jeruk sedang mendalami kasus dugaan pembunuhan Tri Ariyani Puspo Arum. Polisi akan menggali keterangan dari pihak keluarga.
Polisi masih melakukan pengembangan kasus dugaan pembunuhan Tri Arum. Ada delapan saksi dan beberapa barang bukti yang sudah diambil polisi.
“Pakaian korban, pakaian saksi terkena darah, olah TKP, hasil autopsi. Saya rasa tinggal tunggu titik terang,” ujar Kanit Reskrim Polsek Kebon Jeruk AKP Andryanto Randotama.