Senin, 22 Desember 2025

Tragis! Mahasiswi Dibunuh Kakak Kandung

- Kamis, 12 Januari 2017 | 10:32 WIB

METROPOLITAN - Belum juga sepekan, dua mahasiswi tewas dibunuh secara keji. Yang terbaru, Murniati (22), mahasiswi Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) meregang nyawa di rumahnya, Selasa (10/1) lalu. Selidik punya selidik, ternyata kakak kandungnyalah yang tega menghabisi nyawa sang adik. Urusan warisan pun disebut-sebut jadi motif di balik pembunuhan tragis ini.

Kurang dari 24 jam, kasus kematian Murniati akhirnya terkuak. Belum juga jasad­nya dikebumikan, kemarin polisi berhasil mengungkap dalang di balik tewasnya dara kelahiran 10 Agutus 1995 itu. Seperti petir di siang bolong, pengungkapan kasus pembunuhan itu membuat keluarga syok.

Tak ada yang mengira jika sosok wanita yang dikenal tangguh itu dibunuh kakak kandungnya, AR (30). “Ayahn­ya masih syok. Kalau saya prib­adi belum bisa menanggapi,” ujar kakak angkat Murniati, Basit Al Hanif.

Selama ini, Murniati ber­juang sendiri untuk biaya kuliah. Seluruh waktunya hampir dihabiskan untuk kuliah dan bekerja. Nama Murniati tercatat sebagai seorang drafter di sebuah perusahaan swasta. Namun, tekadnya menempuh pendi­dikan tinggi harus terhenti. Sang kakak rupanya tega menghabisi nyawa adiknya saat orang lain terlelap tidur.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Sapta Maulana mengatakan, polisi telah menangkap AR, pelaku pembunuhan mahasiswi UMJ, yang tak lain kakak kandung korban sendiri. “Iya betul, pelakunya kakak kandung­nya,” ujar Sapta.

Sebelum ditetapkan sebagai tersangka, polisi sudah lebih dulu memeriksa enam orang saksi yang merupakan orang terdekat korban. Di antaranya dua tetangga, kakaknya, ayah angkat, ibu kandung dan tante korban.

Sampai akhirnya, polisi me­naikkan status kakaknya, AR, dari saksi menjadi tersangka setelah seharian diperiksa intensif di Mapolres Metro Jakarta Timur, Rabu (11/1). AR diduga membunuh Murniati karena persoalan warisan.

Data yang berhasil dikum­pulkan, kunci rumah yang ditempati korban menjadi petunjuk polisi dalam men­gungkap kasus tersebut. Keterangan keluarga pada polisi, kunci itu sempat hilang beberapa waktu sebelum AR datang ke rumah ibu korban.

“Jadi yang pegang kunci itu dua orang. Si korban sama ibunya. Nah, kunci yang di­pegang ibunya pernah hilang sewaktu kakaknya itu datang ke rumah. Karena hilang, ibu korban bikin kunci duplikat,” ujar seorang perwira polisi itu.

Dari situlah polisi memiliki kecurigaan bahwa pelaku adalah orang dekat dengan korban dan hasilnya mengeru­cut pada AR. “Karena pada saat korban ditemukan tewas, kuncinya ada di kamar kor­ban,” lanjut sumber itu.

Rupanya, keterangan ini juga diperkuat dengan Bibi Murniati, Dewi. Ia mengakui ada kejanggalan saat mene­mukan jasad Murniati tewas. Sebab, saat itu keadaan pintu rumahnya masih terkunci.

Dewi mengatakan, warga bersama keluarga membuka pintu rumah Murniati meng­gunakan kunci duplikat milik ibu Murniati, Popong. Sebab, hanya ibunya yang memiliki kunci duplikat tersebut.

“Saat kita masuk, itu pakai kunci duplikat yang dipunyai mamanya,” ujarnya.

Dia melanjutkan, saat dite­mukan tewas, kunci rumah mi­lik keponakannya itu tergele­tak di meja dekat laptop. “Saat ditemukan, ada kunci rumah milik Murniati,” ucap Dewi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X