Menjawab itu, Bima Arya memastikan secara bertahap angkutan di pusat kota akan berkurang dengan adanya program konversi angkutan dari tiga angkot menjadi satu bus.
“Setelah launching ini, 2-3 minggu tahap stikerisasi. Angkot yang sudah dipasangi stiker sudah bisa beroperasi sesuai trayek barunya menjadi feeder. Baru masuk ke konversi, kami beri waktu enam bulan persiapannya,” terangnya.
Informasi yang dihimpun, pasca peresmian program rerouting, sejumlah angkot yang sudah ditempeli stiker baru belum banyak beroperasi sesuai trayeknya.
Kepala Bidang Angkutan pada Dinas Perhubungan Kota Bogor Jimmy Hutapea mengakui jika tujuh koridor utama yang dikhususkan dilalui angkutan massal sementara masih dilewati angkot. Karena, adanya ketidaksiapan dalam penyediaan bus.
“Sekarang kami fokus ke pengaturan trayek yang berganti kode. Untuk trayek baru itu pengisiannya setelah ada pengaturan terkait dengan adanya konversi. Karena busnya banyak belum siap, namun demikian angkot sekarang sudah ada beberapa yang telah beroperasi tetapi tidak semua,” ujarnya kepada Metropolitan.
Sementara itu, Ketua DPC Organisasi Angkutan Daerah (Organda) Kota Bogor Muhammad Ischak menilai dishub belum matang dalam mempersiapkannya, karena seharusnya papan petunjuk jalan dipersiapkan sebelum penerapan rerouting. Sehingga pascalaunching semua trayek sudah berjalan lancar. “Memang ini perencanaannya kurang matang. Kemarin itu hanya seremonial saja,” sindirnya.
(mam/c/feb/dit)