berita-utama

Nggak Ikut Reuni 212 nggak Dapat Nilai

Rabu, 28 November 2018 | 11:18 WIB

“Padahal tidak ada instruksi ataupun imbauan apa pun. Apa­lagi mewajibkan mahasiswanya untuk ikut aksi. Jika ada, itu pun hak mereka. Sekali lagi, tidak ada dosen yang mewajibkan maha­siswanya untuk ikut Aksi 212 sebagaimana yang diinformasi­kan,” ungkapnya.

Di UIKA, sambungnya, UTS sudah terjadwal dan nilainya pun harus sudah masuk maksimal seminggu setelah UTS berlangs­ung. Dari jadwal sesuai kalender akademik, UTS semester ini berlangsung 5-17 November. Artinya nilai ujian dari dosen wajib masuk maksimal 24 No­vember. Jika tidak, maka sistem akademik akan memberi teguran pada dosen terkait. “Sementara yang kita tahu Aksi 212 kan baru digelar 2 Desember, jadi nggak mungkin bisa nilai UTS digan­tikan dengan kehadiran aksi,” ucapnya.

Kegaduhan yang terjadi di kam­pus UIKA hingga menyebar ke medsos pun sampai ke telinga orang nomor satu di kampus.

Rektor UIKA Bogor Bahrudin menjelaskan, UIKA sebagai in­stitusi pendidikan tidak mengim­bau, apalagi sampai mewajibkan civitas akademikanya mengikuti atau menghadiri Reuni 212. Ia mengaku UTS diselenggarakan 5-17 November dan nilai harus sudah masuk seminggu setelah pelaksanaan. “Sehingga tidak rasional kalau nilai UTS dikaitkan denga Reuni 212, 2 Desember 2018, yang baru akan dilaksana­kan,” katanya.

Meski begitu, adanya jadwal ujian UTS yang akan dilangs­ungkan lewat dari jadwal, apa­lagi isu diganti kehadiran di Aksi 212 sebagai pengganti nilai UTS, secara akademis bisa dika­takan sebagai penyimpangan. “Sesungguhnya perkuliahan, UTS, UAS dan nilai ujian, sudah sis­temik. Jadi itu penyimpangan. Kalau UTS baru dilaksanakan Senin depan juga tidak masuk sistem nilai,” tegasnya.

Sementara itu, dosen yang di­duga meminta mahasiswanya ikut dalam aksi, Dahlan, tidak memberi jawaban apa pun ter­kait berita yang kadung viral itu. (ryn/ogi/yos/d/feb/run)

Halaman:

Tags

Terkini