METROPOLITAN – Garis polisi masih melingkari sebuah kontrakan di Jalan Swadaya Rt 03 Rw 04 Kampung Bubulak Desa Bojong Kulur Kecamatan Klapanunggal. Sudah tiga minggu ini kontrakan tersebut dikosongkan. Ini sejak polisi menangkap penghuninya yang terlibat dalam pembunuhan Dufi.
Seminggu sebelum rekonstruksi berlangsung, Senin (10/12) hari ini, Metropolitan sempat mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP) itu.
Rabu (5/12) siang, kontrakan itu tampak sepi. Selain karena lokasinya yang jauh dari pemukiman warga, kontrakan itu tersembunyi di antara lahan kosong.
Sedangkan kontrakan tempat Dufi dibunuh posisinya ada di pojok dekat dengan gerbang masuk. Kontrakannya ada di barisan pertama, diikuti tiga pintu kontrakan lainnya yang berderet. Totalnya ada delapan pintu kontrakan yang ada disana.
Saat Metropolitan mencoba mengintip, ada bau kamper yang menyengat. Rumah itu sebelumnya ditempati pelaku M dan S yang tak lain pasangan suami sitri (pasutri). Kontrakan itu terlihat tak terurus. Jendelanya tertutup gorden. Sedangkan pintunya juga dipalangi dengan pintu lain yang dilingkari garis polisi.
Tak ada yang bisa ditemui di barisan kontrakan pembunuh Dufi. Beruntung, ada Rahayu, penghuni kontrakan yang ada di sebrang kontrakan TKP. Saat didatangi, ibu rumah tangga ini dengan terbuka menceritakan suasana di lingkungan kontrakannya yang satu lokasi dengan TKP pembunuhan Dufi.
Termasuk soal bau kamper menyengat saat melewati kontrakan pembunuh Dufi.
Memang bener. Kami juga suka nyium (kamper-red), ¨ tutur Rahayu yang merupakan tetangga pelaku pembunuhan.
Kendati mencium aroma kamper yang menyengat, Rahayu beserta sang suami selama ini belum mengalami suatu kejanggalan atau kejadian mistis, pasca kejadian berdarah yang terjadi tepat disebelah tempat tinggalnya. ¨Kalau kejadian atau gangguan mistis sih belum kami alami. Kami hanya mencium aroma kamper saja,” jelasnya.
Meski begitu, Rahayu mengaku ia beserta keluarganya kerap kali mendengar pembicaraan dari masyarakat sekitar yang kerap kali menyangkutpautkan pembunuhan tersebut dengan hal-hali mistis, di kontrakan yang sudah ia tempati selama lima tahun lebih.
Ada saja masyarakat yang suka bilang setelah ada pembunuhan itu, kontrakan nomor satu itu jadi angker. Pokonya banyak deh omongan warga yang ke arah mistis. Tapi kita mah bismillah aja lah,” cetusnya.
Hal yang sama juga dirasakan Mery salah satu penghuni kontrakan, yang juga kerap kali mengalami kejadian yang sama dengan Rahayu. ¨Pokonya kaya seperti ada yang beda aja gitu, yang biasanya rame jadi agak sepi. Sudah gitu kadang kami juga kalo lewat suka mencium bau kamper, apa lagi posisi kontrakan pembunuhan itu kontrakan nomor satu, jadi mau tidak mau kalo kami keluar kan harus lewatin kontrakan itu dulu,” tutupnya sambil menunjuk ke arah kontrakan.
Sayang, Metropolitan tak sepat bertemu dengan pemilik kontrakannya. Karena saat didatangi, yang bersangkutan tidak di tempat.
Pembunuhan Dufi sempat menghebohkan warga Bogor. Selain aksi pelaku yang sadis lantaran tega menghabisi nyawa Dufi dan mengambil kendaraan korban, pelaku juga membuang jasad korban dalam keadaan bugil ke dalam tong.