METROPOLITAN - Deretan kabel masih berserakan di beberapa sudut. Begitu pula dengan tumpukan tanah dan pasir sebagai material bangunan. Keramik-keramik berwarna gelap yang terpasang pun masih diselimuti debudebu dan sisa cat. Apalagi yang berada di sudut ruangan Masjid Baitul Faizin, kompleks Pemkab, Cibinong.
MASJID yang sempat mangkrak lebih dari setahun itu memang sudah bisa digunakan sementara oleh jamaah, sebelum rampung total dari pekerjaan lanjutan lanskap dan interior dengan anggaran Rp4,4 miliar itu.
Meski begitu, jalan masuk ke tempat wudu pun terasa curam. Belum lagi lantai yang licin serta tidak adanya karet-karet untuk menghindari jamaah terpeleset.
Saat masuk ruangan lantai bawah yang digunakan sementara untuk salat pun terasa pengap. Sebab, jarak antara lantai dengan plafon dirasa terlalu pendek.
Ini pula yang sempat dikeluhkan orang nomor satu di Bumi Tegar Beriman. Bupati Bogor Ade Yasin mengaku geram dengan kondisi masjid yang pekerjaan lanjutan baru kembali dikerjakan Oktober lalu itu.
Selepas salat Asar berjamaah akhir pekan lalu, adik kandung mantan Bupati Bogor Rachmat Yasin itu menyempatkan mengecek ke beberapa bagian gedung.
Ia pun kecewa, sampai-sampai menyebut bangunan yang lama masih lebih baik kualitasnya dibanding usai direnovasi. ”Kondisinya Masya Allah, jelek. Masih bagus yang pertama sebelum dibongkar, kualitasnya buruk,” kata AY, sapaan karibnya kepada Metropolitan, kemarin.
AY menilai pengerjaan dan material proyek Masjid Baitul Faizin buruk, dengan menggunakan material murahan. Padahal, seharusnya selepas diperbarui, masjid itu bisa jadi masjid kebanggaan masyarakat Bumi Tegar Beriman.
”Saya kecewa dengan kondisi masjid seperti ini. Dengan biaya yang besar, tidak sebanding banget. Pengerjaannya pun sangat lama, sudah dua tahun malah berantakan,” ketusnya.
Untuk diketahui, mulanya proyek Baitul Faizin dilakukan dengan masa kerja selama 150 hari yang dimulai sejak 24 juli-20 Desember 2017 dengan anggaran sebesar Rp21.809.248.000.
Namun hingga pada batas akhir, pengerjaan masjid tersebut justru tak sesuai target. Begitupun dengan pengerjaan lanskap dan interior dengan total mencapai Rp4,4 miliar.
Ujungnya, proyek fantastis bernilai Rp26,2 miliar itu membuat banyak pihak kecewa. Tak cuma bupati Bogor, pernyataan serupa juga diutarakan anggota DPRD Kabupaten Bogor.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Bogor Iswahyudi mengaku tidak terkejut dengan kekecewaan yang dilontarkan orang nomor satu se-Kabupaten Bogor itu. Beberapa kali salat Jumat di Masjid Baitul Faizin, setelah kembali bisa digunakan, ia mendapati beberapa bagian sudah ada yang retak-retak dan kurang rapi pengerjaannya. “Di depan, yang di bawah menara,” ucapnya.
Selain itu, politisi Hanura itu juga menilai ketinggian ruangan lantai bawah yang kini digunakan sementara untuk salat Jumat, terlalu pendek. Sehingga saat salat yang biasanya ramai pun menjadi pengap dan sesak. “Pendek banget itu, bikin pengap,” imbuhnya.