Minggu, 21 Desember 2025

Tiga Korban Dibacok Mamat, Satu Tewas

- Sabtu, 14 Januari 2017 | 09:44 WIB

METROPOLITAN – Aksi membabi buta dilakukan Mamat (45), warga Kampung Pabuaran, RT 02/03, Desa Gobang, Kecamatan Rumpin. Dengan sengaja ia membacok tiap orang yang ditemuinya.

Tiga orang pun jadi ko­rban, termasuk Kapolsek Rumpin Kompol S Siman­ gunsong yang terpaksa harus mendapat jahitan di tan­gannya. Sedangkan Anggun (3), keponakan Mamat, juga tewas setelah dibacok kepal­anya berkali-kali. Kompol S Simangunsong mengatakan, pelaku tak hanya membacok Anggun, tetapi juga sauda­ranya sendiri, Rosadi (70). ­

Anggun mengalami luka bacok di bagian kepala, wa­jah, leher hingga lengan kanan. Sedangkan Rosadi mengalami luka bacok di bagian wajah dan jari tangan kirinya nyaris putus. Sedan­gkan kapolsek mengalami luka pada bagian jari tengah akibat terkena lemparan batu dari pelaku sehingga harus mendapatkan tiga jahitan.

“Awalnya korban berkum­pul bersama keluarganya dalam kamar. Ia kaget meli­hat kedatangan pelaku den­gan menenteng golok dan langsung keluar rumah sam­bil berteriak-teriak,” jelasnya.

Namun nahas, saat kelu­arga lainnya berusaha me­nyelamatkan diri, tiba-tiba Anggun yang tengah digen­dong ibunya di depan masjid berpapasan dengan pelaku. Secara tiba-tiba, pelaku langsung mengayunkan golok yang dibawanya lalu mengenai kepala korban. “Korban terkena bacokan golok pelaku di kepalanya,” ucapnya.

Sang paman, Rosadi, coba menghentikan perbuatan pelaku. Namun, ia justru terkena sabetan. “Korban ta­dinya niat membantu, tetapi pelaku malah menyabetnya berkali-kali dan langsung melarikan diri,” tuturnya.

Beruntung pelaku bisa di­tahan dengan barang bukti satu buah golok. “Sudah kita amankan di polsek. Kita juga sudah meminta Visum et Repertum (VeR) ke Rumah Sakit Umum Leuwiliang seka­ligus melihat kondisi kor­ban,” ujarnya.

Sementara kakak pelaku, Nur Aetih (55) menuturkan, perubahan yang dialami adiknya sudah terjadi sejak lima tahun lalu. Biasanya saat kumat, pelaku tidak pernah berlaku galak, me­lainkan seperti orang pada umumnya. “Kalau kumat ya marah saja, tidak galak. Kita juga nggak tahu itu golok siapa, sebab di rumah tidak ada golok seperti itu,” kata Nur.

Nur mengaku setiap satu bulan penyakit adiknya selalu kumat. Sementara keluarganya sudah angkat tangan menyembuhkan pelaku lantaran tak kunjung sembuh dari penyakitnya. “Sakitnya gitu saja kayak orang stres. Awalnya karena suka ngaji-ngaji gitu. Sudah punya anak kok satu, tetapi dibawa mantan istrinya. Sebelumnya sempat jualan es di Tangerang,” ucapnya.

Ia menjelaskan, sebena­rnya kejanggalan ini sudah coba dilaporkan keluar­ganya kepada ketua RT setempat untuk ditindak­lanjuti. Namun tidak dir­espons sehingga ia terpaksa melaporkan persoalan ini ke lurah setempat agar segera mengamankannya.

“Sudah tiga kali lapor tapi dibiarin. Kita juga takut, soalnya sikapnya sudah gitu. Sampai ngancam-ngancam mau bunuh siapa aja. Setidaknya kalau di rumah kan keluarga juga masih bisa lihat,” ungkap­nya.

(rez/c/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X