METROPOLITAN - Untuk kesekian kalinya Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) membawa cerita duka. Lagi-lagi jalur itu memakan korban jiwa. Tujuh orang tewas usai kendaraan Luxio Nopol B 1138 UKS menabrak belakang truk tronton yang berada di depannya di Km 161 Jalur A jalan bebas hambatan tersebut.
Berdasarkan data Jasa Raharja, sebagian besar korban berasal dari Kabupaten Kuningan. Sementara petugas baru mengidentifikasi lima korban meninggal dan dua lainnya masih diidentifikasi. Mereka adalah Aan Sawaluddin (33) warga Desa Sukaharja Cibingbin, Rosin (59) warga Desa Sindangjaya Cibingbin, Dinah (32) warga Desa Cikandang Luragung, Elah Siti Hofilah (19) warga Desa Sindang Jawa, Cibingbin dan Laila Aqmarina (19) warga Kampung Ketos, Kecamatan Pasirkamis, Kabupaten Tangerang.
Korban luka yang mendapat perawatan adalah Alimansyah (20) warga Desa Cianyir, Kuningan, Kustara (41) warga Cibingbin, Kuningan dan Eli Handayani (21) asal Desa Sukamaju, Cibingbin. “Petugas kami tengah melakukan penanganan. Korban akan mendapat santunan sebesar Rp25 juta yang akan kita cairkan secepatnya. Korban luka kita tanggung maksimal Rp10 juta,” kata Kepala JR Jabar Delya Indra.
Dirlantas Polda Jabar Komisaris Besar Tomex Kurniawan menjelaskan, peristiwa itu bermula saat kendaraan Daihatsu Luxio yang dikemudikan Aan Sawaludin melaju dari arah Cikopo menuju Palimanan.
Tomex mengatakan, setibanya di Km 161, Aan yang diduga mengantuk tak bisa mengendalikan kendaraan dengan baik hingga akhirnya menabrak ekor truk tronton dengan nomor polisi AB 8837 AK.
Ia menuturkan, kondisi mobil ringsek lantaran menabrak ekor truk tronton dengan kecepatan tinggi. Akibatnya, tujuh dari sepuluh penumpang mobil tersebut tewas, termasuk pengemudi. “Pengemudi (Luxio) diduga mengantuk lalu menabrak kendaraan di depannya,” kata Tomex.
Tol Cipali merupakan jalan tol yang terbentang sepanjang 116 kilometer yang menghubungkan daerah Cikopo, Purwakarta dengan Palimanan, Cirebon, Jawa Barat. Tol ini merupakan kelanjutan dari Tol Jakarta-Cikampek yang menghubungkan dengan Tol Palimanan-Kanci. Tol tersebut juga sekaligus bagian dari Tol Trans Jawa yang akan menghubungkan Merak, Banten hingga Banyuwangi, Jawa Timur.
Tol Cipali diresmikan Presiden Joko Widodo pada 13 Juni 2015. Pada tahun pertama beroperasi, terjadi 88 kecelakaan yang mengakibatkan 41 korban meninggal, 17 luka berat dan 92 luka ringan. Data kepolisian Jawa Barat pada 14 Juni sampai 6 Desember 2015 itu tersebar di wilayah hukum Polres Majalengka, Indramayu, Purwakarta, Subang dan Cirebon.
Selama 2016, kecelakaan juga terus membayangi pengguna Tol Cipali. Pada awal tahun lalu, tabrakan minibus dengan truk menewaskan satu orang dan tujuh luka. Insiden terbesar terjadi pada April lalu di Km 137. Empat orang penumpang mobil Daihatsu Ayla tewas setelah ditabrak dari belakang oleh truk boks yang kehilangan kendali pada 8 April 2016.
Kecelakaan di Cipali sering disebabkan akibat pengemudi mengantuk dan kelelahan. Pengamat Transportasi Andy W Sinaga mengatakan, tingginya kecelakaan di Tol Cipali disebabkan tiga faktor. Yaitu kultur atau budaya berkendara, teknis kendaraan dan infrastruktur jalan.
“Masyarakat harus diberikan pemahaman serta penyadaran pentingnya disiplin berkendaran dengan mengubah kultur berkendara yang tidak tertib menjadi tertib dan patuh pada rambu lalu lintas,” ujar Andy.
Tol Cipali merupakan tol terpanjang. Jadi, masyarakat pengguna harus benar- benar memastikan kendaraannya laik jalan. Sebelum masuk tol, pengguna harus memeriksa perlengkapan teknis kendaraan seperti fungsi roda, rem dan air radiator.
(de/tib/feb/run)