Senin, 22 Desember 2025

KCJ Siapkan Jalur Citayam-Parungpanjang

- Rabu, 18 Januari 2017 | 08:34 WIB

METROPOLITAN - Perluasan layanan Kereta Rel Listrik (KRL) dari Citayam ke Parungpanjang tengah dipersiapkan PT Kereta Commuter Ja­bodetabek (KCJ). Mulai awal bulan depan, rencana ini akan digeber demi memperkuat konektivitas Jakarta-Banten. ­

Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bogor Syarifah Sofiah mengatakan, jalur KRL baru untuk wilayah Bogor dimulai dari Stasiun Citayam hingga Parungpan­jang dengan tujuan mengu­rangi kepadatan penumpang di rute perlintasan Bogor-Jakarta.

“Selain pengembangan KRL Citayam-Parungpanjang, ada rencana pembangunan rel ganda untuk rute Citayam-Nambo. Jadi, nanti wilayah Timur dan Utara Kabupaten Bogor terhubung dengan KRL tanpa harus melintasi Jakarta,” ungkap Syarifah.

Saat ini pemerintah dae­rah telah menyiapkan lahan untuk pembangunan jalur baru tersebut. Sejumlah lahan yang bakal dilintasi KRL seb­agai upaya pengembangan wilayah baru di tiga wilayah yakni Kabupaten Bogor, Tangerang dan Lebak, telah disiapkan. “Ini merupakan program pemerintah pusat. Sebab daerah yang dilintasi jalur KRL itu akan dibangun sejumlah perumahan subsidi,” katanya.

Nantinya jalur Citayam-Pa­rungpanjang terhubung oleh jalur rel yang sudah ada, yakni Serpong-Parungpanjang-Ten­jo-Maja. “Jalur baru ini men­jadi penghubung tiga wilayah, yakni Bogor-Tangerang-Leb­ak,” ucapnya.

Dalam waktu dekat, pem­bangunan rel ganda Stasiun Citayam-Nambo juga dilaku­kan untuk pengembangan. Di lintasan tersebut, saat ini baru ada tiga stasiun, yakni Pondokrajeg, Pabuaran dan Nambo. “Ke depan, jalur KRL dari Stasiun Nambo akan terhubung dengan wilayah Bekasi serta Tanjung Priok,” katanya.

Pembangunan jalur KRL ini masuk Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ) yang menjadi program nasional. Direktur Utama PT KCJ Muhamad Nurul Fadhilla mengatakan, pihaknya men­argetkan penumpang hingga 1,2 juta per hari pada 2019. Karena itu, perluasan layanan perjalanan terus ditambah. Peningkatan jadwal perjalanan pun dilakukan di beberapa lokasi, termasuk mengurangi kepadatan kereta di Stasiun Manggarai.

Selain itu, perubahan daya angkut juga dilakukan. Beber­apa kereta tidak akan meng­gunakan formasi delapan maupun sepuluh, melainkan 12 rangkaian. Melalui rang­kaian itu, harapannya daya angkut menjadi maksimal. Khususnya untuk jam padat, pagi hingga sore.

Fadhilla mengatakan, penambahan jadwal perjala­nan tak akan dilakukan tahun ini. Penambahan justru di­lakukan di luar kawasan Ja­bodetabek, khususnya lintas Banten yakni Rangkasbitung. Untuk merealisasikan hal itu, perbaikan fasilitas tambahan sedang disiapkan, seperti me­renovasi Stasiun Cisaat dan Rangkasbitung. Salah satunya mempersiapkan gate keluar-masuk dan loket.

Di Cisaat, peninggian per­on dilakukan melalui steger proyek dan tripleks. Semen­tara pembangunan maksimal akan dimulai pada April men­datang dengan memakan waktu 1,5 tahun. “Anggaran sudah disiapkan Kemenhub. Sedangkan di Rangkas belum bisa diketahui kapan diban­gun,” kata Fadhilla, kemarin.

Sejauh ini perjalanan dari arah Barat Tangerang sudah 153 perjalanan dengan 18 perjalanan tambahan, total 171 perjalanan. Rencananya, uji coba rangkaian akan di­lakukan pekan ini. Sementara terkait perjalanan di ruas lain, KCJ mengatakan bahwa pen­guraian kepadatan lalu lintas dilakukan dalam waktu dekat. Pengurangan lintas ke arah Manggarai akan dilakukan mulai Bekasi.

Fadhilla menyebutkan, se­dikitnya ada 20 rangkaian dipindahkan. Rangkaian itu akan dialihkan melalui jalur Stasiun Senen-Stasiun Kam­pung Bandan-Stasiun Jakar­ta Kota. “Izin sudah, tinggal rapat penentuannya saja. Kami harus mempertimbangkan, jangan sampai saling meng­ganggu perjalanan kereta jarak jauh,” tuturnya.

Termasuk soal peningkatan fasilitas, KCJ juga berencana melakukan penambahan ruas jadwal dengan memperbarui Stasiun Angke. Gate keluar-masuk bakal dibangun ber­samaan dengan loket di ka­wasan itu. “Yang jelas kereta lokal akan mengalami pengu­rangan jadwal,” tuturnya.

Kepala Stasiun Rangkasbi­tung Endarso mengatakan, kebutuhan kereta di Rangkas­bitung cukup tinggi. Ini terlihat dari penumpang yang setiap harinya berangkat mencapai 7.000 orang. Sedangkan ketika weekend, jumlah penumpang mencapai 10.000 orang. Menu­rut Endarso, penumpang di kawasan ini cukup banyak. Ke­banyakan mereka merupakan kerja di kawasan Grogol dan Mangga Dua. “Tetapi kalau persoalan bawa barang, tidak deh. Mereka cukup sadar den­gan tidak membawa barang banyak,” tuturnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X