METROPOLITAN - Perluasan layanan Kereta Rel Listrik (KRL) dari Citayam ke Parungpanjang tengah dipersiapkan PT Kereta Commuter Jabodetabek (KCJ). Mulai awal bulan depan, rencana ini akan digeber demi memperkuat konektivitas Jakarta-Banten.
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bogor Syarifah Sofiah mengatakan, jalur KRL baru untuk wilayah Bogor dimulai dari Stasiun Citayam hingga Parungpanjang dengan tujuan mengurangi kepadatan penumpang di rute perlintasan Bogor-Jakarta.
“Selain pengembangan KRL Citayam-Parungpanjang, ada rencana pembangunan rel ganda untuk rute Citayam-Nambo. Jadi, nanti wilayah Timur dan Utara Kabupaten Bogor terhubung dengan KRL tanpa harus melintasi Jakarta,” ungkap Syarifah.
Saat ini pemerintah daerah telah menyiapkan lahan untuk pembangunan jalur baru tersebut. Sejumlah lahan yang bakal dilintasi KRL sebagai upaya pengembangan wilayah baru di tiga wilayah yakni Kabupaten Bogor, Tangerang dan Lebak, telah disiapkan. “Ini merupakan program pemerintah pusat. Sebab daerah yang dilintasi jalur KRL itu akan dibangun sejumlah perumahan subsidi,” katanya.
Nantinya jalur Citayam-Parungpanjang terhubung oleh jalur rel yang sudah ada, yakni Serpong-Parungpanjang-Tenjo-Maja. “Jalur baru ini menjadi penghubung tiga wilayah, yakni Bogor-Tangerang-Lebak,” ucapnya.
Dalam waktu dekat, pembangunan rel ganda Stasiun Citayam-Nambo juga dilakukan untuk pengembangan. Di lintasan tersebut, saat ini baru ada tiga stasiun, yakni Pondokrajeg, Pabuaran dan Nambo. “Ke depan, jalur KRL dari Stasiun Nambo akan terhubung dengan wilayah Bekasi serta Tanjung Priok,” katanya.
Pembangunan jalur KRL ini masuk Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ) yang menjadi program nasional. Direktur Utama PT KCJ Muhamad Nurul Fadhilla mengatakan, pihaknya menargetkan penumpang hingga 1,2 juta per hari pada 2019. Karena itu, perluasan layanan perjalanan terus ditambah. Peningkatan jadwal perjalanan pun dilakukan di beberapa lokasi, termasuk mengurangi kepadatan kereta di Stasiun Manggarai.
Selain itu, perubahan daya angkut juga dilakukan. Beberapa kereta tidak akan menggunakan formasi delapan maupun sepuluh, melainkan 12 rangkaian. Melalui rangkaian itu, harapannya daya angkut menjadi maksimal. Khususnya untuk jam padat, pagi hingga sore.
Fadhilla mengatakan, penambahan jadwal perjalanan tak akan dilakukan tahun ini. Penambahan justru dilakukan di luar kawasan Jabodetabek, khususnya lintas Banten yakni Rangkasbitung. Untuk merealisasikan hal itu, perbaikan fasilitas tambahan sedang disiapkan, seperti merenovasi Stasiun Cisaat dan Rangkasbitung. Salah satunya mempersiapkan gate keluar-masuk dan loket.
Di Cisaat, peninggian peron dilakukan melalui steger proyek dan tripleks. Sementara pembangunan maksimal akan dimulai pada April mendatang dengan memakan waktu 1,5 tahun. “Anggaran sudah disiapkan Kemenhub. Sedangkan di Rangkas belum bisa diketahui kapan dibangun,” kata Fadhilla, kemarin.
Sejauh ini perjalanan dari arah Barat Tangerang sudah 153 perjalanan dengan 18 perjalanan tambahan, total 171 perjalanan. Rencananya, uji coba rangkaian akan dilakukan pekan ini. Sementara terkait perjalanan di ruas lain, KCJ mengatakan bahwa penguraian kepadatan lalu lintas dilakukan dalam waktu dekat. Pengurangan lintas ke arah Manggarai akan dilakukan mulai Bekasi.
Fadhilla menyebutkan, sedikitnya ada 20 rangkaian dipindahkan. Rangkaian itu akan dialihkan melalui jalur Stasiun Senen-Stasiun Kampung Bandan-Stasiun Jakarta Kota. “Izin sudah, tinggal rapat penentuannya saja. Kami harus mempertimbangkan, jangan sampai saling mengganggu perjalanan kereta jarak jauh,” tuturnya.
Termasuk soal peningkatan fasilitas, KCJ juga berencana melakukan penambahan ruas jadwal dengan memperbarui Stasiun Angke. Gate keluar-masuk bakal dibangun bersamaan dengan loket di kawasan itu. “Yang jelas kereta lokal akan mengalami pengurangan jadwal,” tuturnya.
Kepala Stasiun Rangkasbitung Endarso mengatakan, kebutuhan kereta di Rangkasbitung cukup tinggi. Ini terlihat dari penumpang yang setiap harinya berangkat mencapai 7.000 orang. Sedangkan ketika weekend, jumlah penumpang mencapai 10.000 orang. Menurut Endarso, penumpang di kawasan ini cukup banyak. Kebanyakan mereka merupakan kerja di kawasan Grogol dan Mangga Dua. “Tetapi kalau persoalan bawa barang, tidak deh. Mereka cukup sadar dengan tidak membawa barang banyak,” tuturnya.