Bola mata Siti Nur Aisah (30), warga Kampung Babakanciomas, RT 01/01, Desa Parakan, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, berkaca-kaca. Betapa tidak, penantian panjang selama 30 tahun bisa memiliki kursi roda akhirnya tercapai. Kini ia tak lagi harus bersusah payah merangkak.
SEJAK kakinya mengalami kelumpuhan sedari lahir, ia pun jadi tak berdaya. Setiap kali beraktivitas, ia hanya mengandalkan pertolongan kakaknya atau memaksakan diri terlunta-lunta.
Terkadang ia hanya duduk terpaku di bangku plastik merah yang mulai usang sambil menghabiskan sisa usianya. Namun, ia tetap menyapa hangat tamu yang datang ke rumahnya.
Memulai pembicaraan dengan nada terbata-bata yang masih kental terdengar, ia sangat berharap bantuan kursi roda untuk memudahkannya bergerak dan tak ingin merepotkan orang terdekatnya. “Saya sangat berharap bantuan kursi roda dari pemerintah.Sebab, saya tidak mau merepotkan,” ungkap Aas, sapaan akrabnya saat ditemui di teras rumahnya.
Aas mengaku hingga kini belum mendapatkan bantuan kursi roda dari pemerintah. Deritanya pun semakin bertambah ketika sang Ayah meninggal dunia sekitar satu bulan lalu. Hal itu membuatnya menjadi yatim piatu. Sejak ditinggalkan kedua orang tuanya, ia tinggal bersama sang bibi, Emi.
Ia sangat berharap bisa mendapatkan kursi roda dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor agar bisa memudahkannya beraktivitas sehari-hari. Harapannya itu akhirnya terjawab. Sebab, Tim Relawan Bogor Barat datang membawa harapan bagi Aas. “Alhamdulillah Ya Allah punya kursi roda. Tidak usah lagi merangkak kalau ingin ke kamar,” ujar Aas sambil sujud syukur.
Sementara itu, Ketua Tim Relawan Bogor Barat Uun mengaku bantuan kursi roda kepada masyarakat yang membutuhkan merupakan program Tim Relawan Bogor Barat. Ada 27 kursi roda yang sudah diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Di Desa Parakan, tim memberikan bantuan tiga kursi roda.
“Kami bagikan kepada Muhamad Nafan (2), Siti Nur Aisah dan satu untuk inventaris desa. Tidak hanya mobil siaga, seharusnya desa juga memiliki kursi roda dan tabung oksigen. Jadi ketika sewaktu-waktu ada yang sakit bisa terbantu,” bebernya.
Uun menjelaskan, saat ini masih banyak warga kabupaten yang menderita kelumpuhan dan memerlukan bantuan kursi roda. Sayangnya, Dinas Sosial Kabupaten Bogor sebagai leding sektornya seakan menutup mata. Padahal, bantuan dari mereka sangat dinantinkan. “Kami berharap Pemkab Bogor lebih peduli lagi akan kondisi masyarakat dari mulai pendidikan, kesehatan dan kemiskinan,” pungkasnya.
(ads/b/feb/run)