BOGOR – Adanya cerita berkonten dewasa dalam buku anak-anak dengan tujuan pembelajaran seksual, membuat sejumlah pihak khawatir. Tak terkecuali dari kalangan dewan. Ketua Komisi D DPRD Kota Bogor Adityawarman mengatakan, pihak penerbit harus menarik buku tersebut dari pasaran.
Karena jika buku tersebut dibaca oleh banyak anak-anak, maka setiap anak dapat berimajinasi ke arah negatif.
Ini bisa berdampak buruk pada psikologi mereka. “Anak-anak belum waktunya membaca hal-hal tersebut. Orang tuanya juga harus mengawasinya dan jangan sampai kecolongan,” ujarnya kepada Metropolitan.
Selain itu, politisi PKS ini meminta Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor mengingatkan kepada setiap orang tua murid agar bisa lebih hati-hati jika membeli buku untuk anak-anaknya. Sehingga, anak-anaknya pun tak salah membaca.
“Setiap bacaan harus disesuaikan dengan umur pembacanya, jangan sampai dengan tujuan ingin memberi pelejaran seks kepada anak-anak malah memberi buku yang seharusnya belum pantas dibaca anak tersebut,” terangnya.
Walaupun di daerah Bogor belum beredar buku-buku cerita berisikan cerita orang-orang dewasa, menurut Aditya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor harus dapat mengantisipasinya dengan cara memperingatkan setiap toko buku agar ikut menyaring konten-konten dewasa sehingga tak mausuk pada bacaan anak-anak.
“Mau jadi apa bangsa ini jika anak-anaknya yang masih di bawah umur sudah membaca buku seperti itu. Disdik harus awasi. Kalau perlu dicek di tempat penjualan,” pintanya.
Sementara itu, Plt Kepala Disdik Kota Bogor Fachrudin menjelaskan, pihaknya memang sering mendapatkan laporan terkait banyaknya buku bacaan anak-anak yang mengarah kepada cerita pornografi.
Namun, beruntungnya buku-buku tersebut tak masuk ke setiap sekolah di Kota Bogor. Sebab, menurutnya, setiap buku yang akan digunakan pelajar SD dan SMP harus dibaca oleh guru maupun kepala sekolahnya. “Sehingga guru-gurunya mengetahui apa saja yang dipelajari para siswanya dan konten-konten porno pun tidak bisa masuk mata pelajaran siswa,” katanya.
Terkait buku cerita anak-anak yang berceritakan kisah orang dewasa dengan alasan memberi belajaran seksual anak, menurut Fachrudin, memang dapat menggangu tumbuh kembang anak-anak tersebut. Sebab, pelajaran seksual anak tersebut tidak harus dengan cerita porno. “Dengan mengajarkan mereka agar berbaris wanita dan pria dipisahkan, itu salah satu bentuk pelajaran seksual kepada anak. Kalau dengan cerita dewasa malah lebih ke rarah pornografi,” jelasnya.
Dengan beredarnya buku-buku tersebut, pria yang akrab disapa Fahmi ini mengaku akan menggelar rapat dan akan menginstruksikan kepada setiap kepada sekolah agar memberitahukan tentang buku cerita anak-anak yang berisikan pornografi. “Nanti akan saya sampaikan di dalam rapat. Sebab, hal ini penting juga agar anak-anak tidak menyimpang nantinya,” ungkapnya.
(mam/c/feb/run)