Minggu, 21 Desember 2025

Dewan Minta Disdik Sisir Peredaran Buku Cerita Porno

- Rabu, 22 Februari 2017 | 09:38 WIB

BOGORAdanya cerita berkonten dewasa dalam buku anak-anak dengan tujuan pembelajaran seksual, membuat sejumlah pihak khawatir. Tak terkecuali dari kalangan dewan. Ketua Komisi D DPRD Kota Bogor Adityawarman men­gatakan, pihak penerbit harus menarik buku tersebut dari pasaran.

Karena jika buku tersebut dibaca oleh banyak anak-anak, maka setiap anak dapat berimajinasi ke arah negatif.

Ini bisa berdampak buruk pada psikologi mereka. “Anak-anak belum waktunya mem­baca hal-hal tersebut. Orang tuanya juga harus menga­wasinya dan jangan sampai kecolongan,” ujarnya kepada Metropolitan.

Selain itu, politisi PKS ini meminta Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor mengin­gatkan kepada setiap orang tua murid agar bisa lebih hati-hati jika membeli buku un­tuk anak-anaknya. Sehingga, anak-anaknya pun tak salah membaca.

“Setiap bacaan harus disesuaikan dengan umur pembacanya, jangan sampai dengan tujuan ingin mem­beri pelejaran seks kepada anak-anak malah memberi buku yang seharusnya belum pantas dibaca anak tersebut,” terangnya.

Walaupun di daerah Bo­gor belum beredar buku-buku cerita berisikan cerita orang-orang dewasa, menu­rut Aditya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor harus dapat mengantisipasinya dengan cara memperingatkan setiap toko buku agar ikut menyar­ing konten-konten dewasa sehingga tak mausuk pada bacaan anak-anak.

“Mau jadi apa bangsa ini jika anak-anaknya yang masih di bawah umur sudah membaca buku seperti itu. Disdik harus awasi. Kalau perlu dicek di tempat penjualan,” pintanya.

Sementara itu, Plt Kepala Disdik Kota Bogor Fachrudin menjelaskan, pihaknya me­mang sering mendapatkan laporan terkait banyaknya buku bacaan anak-anak yang mengarah kepada cerita pornografi.

Namun, beruntungnya bu­ku-buku tersebut tak masuk ke setiap sekolah di Kota Bogor. Sebab, menurutnya, setiap buku yang akan di­gunakan pelajar SD dan SMP harus dibaca oleh guru maupun kepala sekolahnya. “Sehingga guru-gurunya mengetahui apa saja yang dipelajari para siswanya dan konten-konten porno pun tidak bisa masuk mata pela­jaran siswa,” katanya.

Terkait buku cerita anak-anak yang berceritakan kisah orang dewasa dengan alasan memberi belajaran seksual anak, menurut Fachrudin, memang dapat menggangu tumbuh kembang anak-anak tersebut. Sebab, pelajaran seksual anak tersebut tidak harus dengan cerita porno. “Dengan mengajarkan mereka agar berbaris wanita dan pria dipisahkan, itu salah satu ben­tuk pelajaran seksual kepada anak. Kalau dengan cerita dewasa malah lebih ke rarah pornografi,” jelasnya.

Dengan beredarnya buku-buku tersebut, pria yang akrab disapa Fahmi ini mengaku akan menggelar rapat dan akan menginstruksikan ke­pada setiap kepada sekolah agar memberitahukan tentang buku cerita anak-anak yang berisikan pornografi. “Nanti akan saya sampaikan di dalam rapat. Sebab, hal ini penting juga agar anak-anak tidak menyimpang nantinya,” un­gkapnya.

(mam/c/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X