Minggu, 21 Desember 2025

Tiga Rumah Rusak Dijamin Pemkot

- Selasa, 28 Februari 2017 | 09:30 WIB

METROPOLITAN - Pasca­banjir bandang menerjang sekolah dan pemukiman warga, Walikota Bogor Bima Arya langsung mendatangi lokasi. Isak tangis pecah saat dua jenazah korban banjir tiba di rumah keluarga korban yang tak jauh dari lokasi banjir sekitar pukul 17:30 WIB, kemarin. Sirine ambulans memancing ratusan warga ke rumah duka karena ingin melihat secara langsung setelah korban sempat dibawa ke Rumah Sakit (RS) Islam Bogor. ­

Selang setengah jam setelah jenazah tiba, orang nomor satu di Kota Hujan itu meninjau lokasi banjir. Di sana, Bima mengecek kondisi tembok yang jebol dan tiga rumah warga yang rusak. Setelah itu, Bima langsung bergerak ke rumah duka.

Di hadapan dua jenazah, ia menengadahkan kedua tangannya dengan khusyuk sambil merapalkan doa. Bima juga menyempatkan menen­gok suami korban, Hamid Setiawan (37), bersama pu­tranya, Dzahwan Armidio (6) yang selamat dari banjir maut. Hamid bersama pu­tranya hanya bisa terbaring lemas dengan sejumlah luka di sekujur tubuhnya. “Nanti langsung berobat ke RSUD, Pak. Harus dicek dengan teli­ti, khawatir ada luka parah,” kata Bima.

Selain itu, Bima telah meny­uruh camat dan lurah untuk mengurus pemakaman jen­azah hingga tuntas. Semua bi­aya pemakaman ditanggung Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. “Saya minta camat dan lurah mengurus jenazah dan membawa korban selamat ke RSUD. Semua biayanya sudah ditanggung. Untuk rumah yang rusak nanti ada bantuan­nya juga,” tegasnya.

Terkait penyebab banjir, Bima mengaku masih men­gumpulkan informasi di la­pangan. Korban selamat sendiri sempat mengatakan banjir besar tersebut akibat saluran air yang terlalu kecil dan tembok sekolah yang menghalangi saluran air.

“Sejauh ini saya lihat karena volume air yang jauh lebih besar dari biasanya sehingga tidak mampu menampung debit air dan menyebabkan tembok ambruk. Saya belum melihat ada faktor lain. Kami kumpulkan dulu inform­sinya,” kata Bima.

Karena cuaca ekstrem, Bima meminta seluruh el­emen tanggap bencana dengan mengidentifikasi wilayah-wilayah yang rawan bencana. Tak kalah penting, dirinya berpesan agar selalu mengecek saluran air untuk menghindari banjir serupa saat cuarah hujan tinggi. “Setelah ini kami antisipasi agar kejadian serupa tidak terulang lagi,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala SMA 2 Surya Setia Mulyana belum bisa menginventarisir jumlah kerugian yang diakibatkan banjir itu. Ia membantah tuduhan jika tembok seko­lahnya menjadi penyebab banjir besar ini. “Bukan kare­na tembok tapi memang dari dulu saluran airnya. Banjir ini bukan karena tembok seko­lah tapi karena memang sal­uran airnya kecil. Sementara debit airnya begitu tinggi, jadi tembok tidak bisa me­nahan,” kata Surya di lokasi.

Rencananya, hari ini pihak sekolah baru akan melakukan pendataan untuk mengin­ventarisir kerugian. Terkait banyaknya motor yang ter­bawa dan rusak, Surya tak bisa memastikan akan mendapat bantuan. “Kami tidak punya kemampuan untuk kompen­sasi motor yang rusak. Nanti kami akan duduk bareng keluarga siswa untuk mencari solusinya. Kami kembalikan ke mereka,” jelasnya.

(fin/c/ feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X