Minggu, 21 Desember 2025

Ibu Dan Anak Tewas Tersangkut Di Pohon Kelapa

- Selasa, 28 Februari 2017 | 09:33 WIB

Air bah menda­dak menerobos SMAN 2 Bogor yang berada di Kelurahan Sukaresmi, RT 03/04, Kecamatan Tanahsareal, Kota Bogor. Air dari selokan palay­angan tiba-tiba mengamuk hingga membobol tembok sekolah dan pemukiman warga. Sore itu, Kampung MS Kaban, mantan menteri Kehuta­nan Era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), diterjang banjir banding hingga menewaskan ibu dan anak.

Bruakkkk... Tolong… tolong... tolong!!! Suara teriakan itu memecah sua­sana di Kampung MS Ka­ban yang diterjang air bah usai hujan deras mengguyur. Anita Fauziah Fitria (25) yang tengah mencuci terbawa hanyut bersama derasnya lu­apan air selokan palayangan dekat kampong tersebut. Tak hanya Ani, satu keluarganya ikut terbawa arus air. Yakni Dzahwan Armidio (6), putra sulung Anita dan Hamid Setiawan (37), suami Anita serta Dzia Mahira Zikra (4) juga ikut terseret air.

Beruntung, nyawa Hamid dan putranya selamat. Na­mun, istri dan anak bungsu­nya tidak. Keduanya tewas tersangkut di pohon kelapa setelah dilakukan pencarian warga. “Ibunya ada di po­hon kelapa, kalau aanknya di gorong-gorong,”ungkap warga Husein.

Bukan hanya itu, rumah Hamid yang berada di Kam­pung Kampung Sukaresmi, RT 04/04, Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanahsareal, Kota Bogor ini juga rusak parah akibat dihantam arus banjir bandang dari tanggul yang jebol dekat SMA Negeri 2 Bogor.

Atin Sutanti, tetangga kor­ban menuturkan, banjir ban­dang terjadi saat hujan deras mengguyur wilayah tersebut. Saat itu keluarga Hamid se­dang beristirahat di dalam rumah yang letaknya persis di belakang lapangan SMAN 2 Kota Bogor. Tiba-tiba banjir bandang menerpa kedia­man mereka akibat tanggul jebol dan merusak bagian belakang rumah korban. “Air setinggi 1 meter masuk ke rumah Pak Hamid,” ujar Atin.

Lurah Sukaresmi Susanto mengatakan, lokasi musibah merupakan rumah kon­trakan. Di tempat tersebut terdapat tiga rumah petak dengan total penghuni 12 jiwa. “Dari tiga petak, satu petak rumah yang roboh. Tapi semua penghuninya akan kami ungsikan,” ujar Susanto.

Meluapnya air selokan itu tak hanya menerobos tembok pemukiman warga tapi juga merobohkan dinding tembok dengan pajang 15 meter di SMA Negeri 2 Bogor. Bahkan, air bah tersebut membuat puluhan motor yang sedang terparkir ikut terbawa hanyaut hingga merobohkan tembok dinding yang kedua yang be­rakibat rumah kontrakan Anita jebol dan barang-barang ter­nawa hanyut.

Farrel Gifari (16), siswa SMAN 2 Bogor mengaku huja deras tersebut terjadi selama dua jam dan awalnya air meluap tersebut karena selokan air di samping sungai meluap dan tertahan oleh dindin tembok. Setelah air cukup banyak air pun langsung membeludak ke lapangan yang kala itu puluhan sepeda motor terpa­kir. “Waktu airnya besar dan membawa sejumlah motor teman-teman. Sementara itu, rumah korban sudah kosong. Harta bendanya ikut terbawa hanyut,” kata dia.

Karena kejadian tersebut menurut Farrel ada lima motor milik temannya rusak berat, karena terabwa hanyut dari ujung kapangan sdampai selokan dibawah rumah Ani. “Airnya tinggi banget sampai dua meter kaya dilaut, jadi wajar saja kalau motornya terbawa hanyut cukup jauh,” ungkapnya.

Kepala BPBD Kota Bogor Ganjar Gunawan menyatakan, korban tewas akibat terseret arus dari tanggul yang jebol di sekitar SMA Negeri 2 Kota Bogor. “Karena tidak kuat me­nahan debit air yang tinggi, jadi jebol dan airnya mengalir deras ke rumah warga,” kata dia.

Petugas telah melakukan evakuasi di lapangan, mem­bantu menyelamatkan harta benda milik korban maupun kendaraan bermotor milik se­jumlah siswa yang ikut hanyut terbawa arus banjir bandang.

 (mam/c/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X