METROPOLITAN - Memang enak jadi pejabat. Di tengah konflik sopir angkot dan angkutan online di Kabupaten Bogor yang menyengsarakan rakyat, Bupati Bogor malah mengajak 40 camat pelesiran.
Kabar yang beredar, orang nomor satu di Bumi Tegar Beriman akan melakukan studi banding ke Singapura. Tak tanggung-tanggung, bupati juga mengajak seluruh camat yang ada di Kabupaten Bogor. Camat Jonggol Beben Suhendar tak membantah adanya rencana tersebut. Namun, untuk secara detailnya ia menyarankan untuk ditanyakan kepada pimpinan.
”Iya saya mah diajak saja. Kalau mau tau dalam rangka apa tanya ke pimpinan saja,” singkatnya. Hal berbeda disampaikan Bupati Bogor Nurhayanti. Menurutnya, informasi itu tidak benar. Karena, pihaknya tidak ada rencana untuk bepergian ke Singapura. ”Nggak ke Singapura kata siapa, hoax. Kata siapa sih itu isu,” kata Nurhayanti.
Namun demikian, ia tetap mengakui, jika pihaknya bersama 40 camat di Kabupaten Bogor akan melakukan studi banding pada Jumat (24/3). Akan tetapi, studi banding itu dilakukan ke Batam. ”Iya ada studi banding, tapi ke Batam. Kalau saya ikut atau nggak lihat situasi saja,” akunya.
Nurhayanti hanya memastikan, studi banding ini dilakukan untuk membawa kebaikan bagi Kabupaten Bogor. ”Tentu akan membawa kebaikan untuk Kabupaten Bogor,” yakinnya.
Nurhayanti juga belum lama ini bertandang ke Jepang selama satu minggu. Keberangkatannya sejak Minggu (5/3) hingga Sabtu (11/3) karena mendapatkan undangan dari Pemerintah Negeri Sakura.
“Saya diundang untuk menerima bantuan hibah berbentuk kendaraan pemadam kebakaran dan ambulans. Namun di situ saya menandatangani saja. Kalau wilayah lain kemarin sudah ada yang dapat empat hingga lima unit kendaraan,” imbuh dia.
Menurut dia, Kabupaten Bogor belum mendapatkan bantuan karena kedatangannya ke sana baru sekadar kesepahaman. Sehingga, jika ingin mendapatkan bantuan pihaknya perlu mendatangi Jepang lagi. “Tapi saya belum tahu kapan ke sana lagi,” ujarnya. Pelesiran Pejabat Kabupaten Bogor juga sempat heboh tahun lalu. Saat itu, Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Edi Wardani (Edward), mengajak 40 anak buahnya di Bagian Pengelolaan dan Pemeliharaan.
Bukan hanya bertandang ke Singapura, mereka juga akan ke Malaysia dan Thailand menggunakan jasa travel. Jika dihitung, biaya tiket pulang-pergi Jakarta-Singapura saja mencapai Rp43 juta. Uang tersebut cukup banyak mengingat kondisi Kabupaten Bogor yang sedang galau, ekonomi sulit, ditambah Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (Silpa) lebih dari Rp1 triliun.
(rez/c/els/dit)