Apin (25), warga Kampung Mampir, Kecamatan Cileungsi, sempat menghilang berhari-hari setelah menghabisi nyawa teman kecilnya, Din (20), di Jembatan Bondol. Sementara harta benda korban yang dirampas ia jual untuk kebutuhannya. Sampai akhirnya, ia berhasil dibekuk polisi meski sempat hidup berpindah tempat.
Seperti ata pepatah, sepandai-pandai tupai melompat, akhirnya jatuh juga. Aksinya bersembunyi dari kejaran polisi berhasil digagalkan. Apin langsung disergap di rumahnya di wilayah Cileungsi.
Tanpa perlawanan, Apin digelandang ke Markas Polres Metro Bekasi. Ia pun mengakui perbuatannya yang telah menghabisi nyawa temannya dari kecil, Din. “Rumah tersangka dan korban tidak terlalu jauh karena masih dalam satu Kecamatan Cileungsi. Awalnya mengelak dan akhirnya mengakui perbuatannya,” ungkap Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi AKBP Rizal Marito.
Kepada penyidik, Apin nekat membunuh rekannya karena kesal niatnya menggadai sepeda motor DIN ditolak korban. Sebelumnya mereka berdua sepakat bertemu di sebuah Jembatan Bondol, Kampung Cikarangjati, Kecamatan Serangbaru, Kabupaten Bekasi. “Pelaku ngajak bertemu karena ingin menggadaikan motor korban. Tetapi tiba-tiba korban menolak dan membuat pelaku kesal,” ungkapnya.
Kesal karena keinginannya tidak terpenuhi, Apin langsung mendorong tubuh korban hingga kepalanya membentur tiang jembatan. Seketika korban ambruk dan pingsan di tengah jembatan. Untuk mengecoh petugas, pelaku merobek celana korban dan membuang tubuhnya ke sungai untuk menghilangkan jejak. “Pelaku merobek celana korban agar dikira korban tewas karena dibunuh orang tak dikenal,” jelasnya.
Setelah membuang tubuh korban, pelaku memboyong harta benda korban. Sebuah sepeda motor Honda Vario, ponsel dan seutas kalung emas putih dibawa kabur tersangka untuk kebutuhan pribadi. “Pelaku langsung kabur dan sempat berpindah-pindah tempat untuk mengelabui petugas,” tandasnya.
(tib/feb/run)