Berbagai cara dilakukan orang tua demi anaknya. Itu pula yang dilakukan pasangan suami istri Siti Asminah (24) dengan Edi Sugiono (26). Warga Kampung Kantalarang, Leuwibatu, Rumpin ini hanya sanggup mengandalkan pengobatan alternatif untuk membuat tumor yang diidap anaknya bisa mereda.
Balita berusia 1,8 tahun, Siti Nuraisah, hanya bisa terkulai lemah di rumahnya. Badan dan kakinya hampir sama ukurannya lantaran membengkak akibat dua benjolan besar di pangkal paha.
Karena kurang mampu, keluarga hanya bisa mengobati Siti melalui pengobatan alternatif. Sayang, apa yang dilakukan itu tidak sanggup mengangkat benjolan besar di tubuh si buah hati.
“Kami sudah coba ke alternatif, tapi hasilnya nihil,” sesal Siti. Sementara, uang yang dikeluarkan pun tak sedikit di tengah ekonomi yang dirasa sulit. Edi mengaku tidak bisa berbuat banyak untuk anaknya. Apaekonomi yang dirasa sulit. Edi lagi, setelah kartu BPJS yang dimilikinya mati. Penyakit tumor yang diderita Siti sudah diobati berbagai cara dari perawatan tradisional sampai rutin ke puskesmas, namun tak kunjung sembuh. Malahan tumor ganas tersebut semakin hari semakin besar merambat sampai ke pinggul dan mengeluarkan darah. “Ingin sekali membawanya ke rumah sakit besar, tapi uang dari mana,” keluhnya.
Ia menambahkan, kerja sebagai pedagang es keliling di wilayah Jakarta dalam sebulan hanya dapat Rp500 ribu, itu pun kalau cuacanya lagi bagus. Musim hujan seperti itu yang ada malah rugi.
“Sebulan Rp500 ribu hanya cukup untuk makan sehari-hari,” katanya.
Saat ini, lanjutnya, keluarga hanya bisa berdoa dan tabah menghadapi musibah yang dialami Siti. Semoga pemkab bisa membantu operasi tumor ganas yang diderita Siti sejak kecil. Jika tidak cepat dioperasi dikhawatirkan tumornya menjalar. Apalagi fisiknya melemah.
“Kita hanya bisa mengeluh dan mengusap dada ketika dia sakit. Saya berharap pemkab membantu kesembuhan anak saya tercinta,” tukasnya.
(ads/b/feb/dit)