PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump tidak menunggu lama untuk membalas tindakan rezim berkuasa Syria yang lebih dulu menjatuhkan bom kimia dengan korban tewas 70 orang. Sebanyak 59 rudal kendali Tomahawk menghantam kawasan pangkalan udara Shayrat, di wilayah tenggara Provinsi Homs pada 00.33 Jumat (7/4) waktu setempat. Tembakan ini pun menelan anggaran fantastis, hingga menelan ratusan miliar rupiah dalam sekali aksi.
KAPAL perang Amerika Serikat menembakkan 59 rudal Tomahawk dari Kapal Perang USS Porter dan USS Ross, yang berada di Laut Mediterania ke pangkalan angkatan udara Suriah, Shayrat. Dengan kemampuan rudal ini menjelajah ribuan kilometer dalam hitungan menit, tak heran jika satu rudal Tomahawak dihargai mahal.
Tomahawk menjadi senjata utama militer Amerika Serikat. Harga satu rudal Tomahawk berkisar US$ 832 ribu atau Rp11,084 miliar dengan kurs Rp13.300 per dolar. Para pejabat Amerika Serikat mengatakan 59 rudal Tomahawk telah ditembakkan dalam serangan itu.
menghabiskan uang sebanSecara total, Amerika telah yak US$ 49 juta atau sekitar Rp652,827 miliar untuk serangan pertamanya ini sejak Suriah dilanda perang saudara selama enam tahun.
Rudal Tomahawk ini diyakini akan menjadi andalan dari setiap agresi militer Amerika terhadap rezim Al-Asaad di masa depan. Alasannya, pesawat tempur Rusia dan roket antipesawat sudah ditempatkan di Suriah.
Tomahawk menjadi senjata utama militer Amerika Serikat dengan berbagai alasan. Pertama, rudal ini memiliki jarak jelajah yang jauh mencapai 1.500 mil. Kedua, rudal ini dilengkapi hulu ledak sebesar 1.000 pon atau sekitar 450 kilogram.
Ketiga, Tomahawk yang ditembakkan dari laut ini dapat terbang rendah guna menghindari deteksi radar. Keempat, rudal ini dapat dikendalikan dari jarak jauh karena memiliki sistem navigasi yang canggih.
Tomahawk pertama kali digunakan Amerika Serikat untuk menyerang rezim Saddam Hussein di Irak saat perang teluk I terjadi pada 1990. Rudal ini juga dimiliki Inggris, yang merupakan sekutu terpercaya Amerika Serikat.
Mesin kecil tersebut tidak banyak menghasilkan panas. Sehingga sulit dideteksi dengan detektor infra merah. Jarak tempuhnya sangat jauh. bisa mencapai 2.414 kilometer. Senjata tersebut sangat pas untuk kawasan Timur Tengah karena dataran mereka cenderung flat.
Begitu rudal dekat dengan target, sistem lain berfungsi menentukan target rudal. Militer AS memastikan, akurasi rudal sangat tinggi. Alias bakal tepat sasaran. Kecanggihan rudal tersebut memang sebanding dengan harganya yang selangit.(jp/tem/feb/dit