SETELAH berjuang melawan kanker, Renita Sukardi akhirnya berpulang ke pangkuan Ilahi. Selama tiga tahun wanita yang akrab disapa Iren itu menahan sakit yang diidapnya.
Sampai akhi rnya Senin (10/4) pagi, Iren mengembuskan napas terakhirnya setelah sempat dua kali hilang kesadaran.
Di balik kepergian Iren, tersimpan cerita mengharukan. Yakni saat putra mendiang Iren ikut mengantar jenazah ibunya hingga ke tempat peristirahatan terakhir.
Dengan ekspresi polos tanpa duka lantaran ketidaktahuannya, sang putra, Al Mukhti, menghampiri jenazah Renita Sukardi setelah dipanggil para kerabatnya.
“Mau ngapain?” ucap Al Mukhti dengan ekspresi bingung.
Al Mukhti kemudian diserahkan pada Hilmi, sang ayah sekaligus suami Iren yang telah lebih dulu berada di liang lahat.
Dalam dekapan Hilmi, Al Mukhti dibawa turun mendekati jenazah ibunya.
Saat itulah Al Mukhti memberikan penghormatan terakhirnya pada sang ibunda dalam wujud kecupan.
Hingga kembali naik dari liang lahat, Al Mukhti tak menangis. Demikian pula dengan Hilmi yang tampak amat tegar.
Setelahnya, prosesi pemakaman pun dilanjutkan kembali diiringi lantunan doa. Bahkan, Al Mukhti tampak ceria ketika berkesempatan turut menaburkan bunga dan air mawar ke atas makam Renita Sukardi.
Sebelumnya, jenazah Renita Sukardi tiba di TPU Kampung Pulo, Jakarta Selatan, Senin (10/4) pukul 16:30 WIB.
Sang suami pun sama pasrah dan ikhlas dengan kepergian istrinya. “Dari Sabtu, dia (Renita) pengin pulang dan ternyata dia benar-benar pulang. Saya sudah siapkan dari beberapa bulan lalu, kami berdua juga sudah tahu bahwa ini akan menjadi terminal, sewaktu-waktu bisa diambil. Pas tahu (Renita) akan pergi, saya minta Al dibawa ke rumah sakit. Dia (Renita) nggak mungkin balik ke rumah dalam keadaan masih bernapas,” tutur Hilmi.(de/feb/dit)