METROPOLITAN - Cawagub DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mendapat penolakan seusai salat Jumat di Masjid Jami Al-Atiq di Tebet, Jakarta Selatan. Djarot mengatakan, dirinya bebas ingin salat Jumat di mana pun karena dia selalu mencari masjid yang searah dengan agenda selanjutnya. “Kalau Jumatan (salat Jumat) itu kami itu bebas ke mana pun. Di masjid mana pun bebas nggak pilih-pilih. Dan kami akan selalu cari masjid yang satu arah dengan acara berikutnya,” ujar Djarot seusai salat Jumat di Masjid Jami Al-Atiq, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (14/4). Soal adanya penolakan dari takmir dan beberapa jamaah masjid, Djarot menyebut hal itu sebagai bukti masjid sudah dipakai untuk keperluan politik praktis. Djarot pun menyebut hal itu meniru pola di negara lain. “Itulah bentuk yang saya sebutkan politisasi masjid. Untuk kepentingan-kepentingan politik praktis,” kata Djarot. Aksi pengusiran terhadap Djarot pun akhirnya ramai di media sosial. Netizen gempar setelah mendengar kabar tersebut. Lewat postingan di media sosial, netizen memberi semangat kepada Djarot yang telah diusir. “Sabar ya Pak Djarot,” tulis komedian Ernest Prakasa. “Pak Haji Djarot untuk ke sekian kalinya mendapat perlakuan spt ini. Namun tetap senyum. Aku makin hormat pd Pak Djarot,” ucap musikus Addie MS. Tidak hanya itu, pengguna Twitter juga menyuarakan hashtag #MasjidUntukSemua. Telah terdapat sekitar 12 ribu twit soal seruan tersebut, di antaranya; “Cak Djarot teladan kita semua. Diusir, dicaci, dimaki saja santai. Ia cukup membalas dengan senyuman. Dibully santai saja #MasjidUntukSemua,” tulis @ulinyusron. “Yg mngusir haji Djarod usai shalat Jumat itu psti lah sebangsa Setan,krna Setan g akan senang melihat orng k Masjid.. #MasjidUntukSemua,” komentar @EdinBoerju. “#MasjidUntukSemua masjid jgn dipolitissasi karena pilkada...stop pengusiran sesama muslim krna perbedaan pilihan politik,” ujar @gadeinternisti. “Sangat menyayangkan kejadian seorang muslim bisa diusir dr masjid stlh ibadah. #MasjidUntukSemua,” tulis @piedfisch. (tib/jp/feb/dit)