JALAN Raya Jonggol-Cariu mendadak dikerumuni warga sejak Jumat (14/4) pagi. Sebagian warga penasaran dengan penampakan jembatan di atas aliran Sungai Cipamingkis yang mendadak ambrol, Kamis (13/4) malam. Retakannya terlihat jelas membelah jembatan yang berusia hampir 37 tahun. Kini, jalur itu pun ditutup menyusul tanahnya yang terus bergerak setiap jam lantaran terkikis derasnya arus. JEMBATAN Cipamingkis di Jalan Raya Jonggol-Cariu, Kampung Jagaita, RT 03/02, Desa Jonggol, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, patah dan amblas. Ini terjadi setelah hujan deras disertai angin kencang menerjang wilayah Jonggol dan sekitarnya sejak Kamis (13/4) malam. Pantauan di lokasi, bagian tiang penyangga beton amblas sampai kedalaman 30 meter. Akibatnya bagian badan jembatan terangkat hingga patah. Rusaknya penyangga jembatan disebabkan bidang tanah yang terdiri dari batuan dan pasir itu tidak kuat menahan derasnya air Cipamingkis yang meluap. Sampai-sampai tanah di sekitaran jembatan pun ikut longsor. “Ini memang dari semalam, untung tidak ada korban,” kata Camat Jonggol Beben Suhendar. Paginya, Dinas Bina Marga Provinsi langsung mendatangi lokasi. Untuk sementara, akses warga dialihkan ke ruas jalan dari Sukamakmur, Loji dan Karawang. “Selain itu kami juga berupaya membuat jembatan kayu untuk akses sementara dari Kecamatan Jonggol ke Kecamatan Cariu,” kata mantan camat Cileungsi ini. Jembatan Cipamingkis memang jadi akses vital di jalur poros tengah timur Kabupaten Bogor. Jalur ini menjadi jalan alternatif kendaraaan menuju Cianjur tanpa melalui Jalan Raya Puncak. Informasi yang diterima, atas peristiwa ambrolnya jembatan pemerintah provinsi telah menyiapkan anggaran Rp7 miliar untuk perbaikan. Dari pihak Dinas Bina Marga Provinsi juga sudah melakukan survei ke lokasi, bahkan informasinya anggaran pembangunan Jembatan Cipamingkis sedang proses tender, anggarannya menggunakan APBD sebesar Rp7 miliar,” terang Beben kepada Metropolitan, kemarin. Kabar soal Jembatan Cipamingkis yang ambruk ini pun sampai ke telinga Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Aher memastikan jika jalan yang dibangun sejak 1980 akan segera diperbaiki. Untuk solusi jangka pendeknya, Pemprov Jabar bakal memasang jembatan bailey guna menjaga pergerakan barang dan jasa di akses vital tersebut. “Kita perbaiki secepatnya. Untuk melayani arus barang dan jasa, kita akan pasang jembatan bailey,” tegas Aher. Sebelum jembatan ini retak, rupanya Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat telah menerima laporan soal adanya retakan. Namun, belum sempat ditangani, jembatan itu sudah lebih dulu ambrol. Diprediksi, proses untuk perbaikannya akan memakan waktu lama, hingga enam bulan. “Sudah dua minggu lalu kami mendapat informasi ada retakan-retakan kecil di jembatan itu. Lalu kemudian air sungai bukan hanya volumenya saja yang besar, namun juga deras, menerjang pondasi salah satu pilar Jembatan Cipamingkis,” ujar Kepala Balai Pengelolaan Jalan (BPJ) Wilayah I, Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat, Yongga Bhakti. Menurut Yongga, bentang jembatan itu terlalu panjang. Karenanya, tidak mungkin untuk mengganti jembatan itu dengan jembatan bailey. Yongga mengatakan, perbaikan akan dimulai dari pondasi yang tergerus itu supaya kokoh kembali. “Sekarang amblasnya sudah 1,5 meter. Jembatan terus bergerak amblas dari waktu ke waktu, setiap jam,” ujar Yongga. Selama masa perbaikan, tak ada kendaraan ataupun pejalan kaki yang bisa melintas, kecuali pekerja. Pantauan di lokasi, selesai salat Jumat, sejumlah pekerja dari Dinas Bina Marga sudah berada di lokasi jembatan patah. Mereka mengikuti instruksi memeriksa konstruksi jembatan tersebut. “Kendaraan sudah kami minta setop melintas. Ya kalaupun tetap memaksa masuk ke jalur (Transyogi), kendaraan harus keluar ke Karawang lewat jalur alternatif lain,” ujar Yongga. Bagian tengah jembatan dengan panjang sekitar 70 meter dengan lebar tujuh meter itu amblas karena tiang pancang di bawahnya tergerus air Sungai Cipamingkis. Dari jembatan ke permukaan sungai dalamnya sekitar 30 meter. Jembatan sendiri berada di Kampung Jagaita, RT 04/03 Desa Jonggol, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor. (shr/c/tib/feb/dit)