Senin, 22 Desember 2025

Sudah Pesan Batu Nisan Sejak 25 tahun Lalu

- Rabu, 3 Mei 2017 | 08:40 WIB

Kematian Mbah Gotho, manusia berumur 146 tahun asal Sragen, Jawa Tengah, tak hanya menjadi perhatian di Indonesia, tapi juga dunia. Lelaki yang memiliki nama lengkap Sodimejo (146) telah menghembuskan nafas terakhir di rumahnya. Rupanya, kepergiannya itu menyedot perhatian banyak media luar negeri. Mereka menyebut Mbah Gotho sebagai manusia yang hidup paling lama di dunia.

Sejumlah media luar negeri yang memberitakan Mbah Gotho di antaranya BBC, Channel News Asia, The Sun, The Independent, The Guardian, dan sejumlah media lainnya.

BBC dalam berita tentang kematian Mbah Gotho menulis judul 'Oldest human' dies in Indonesia aged 146'. Dalam isi berita, BBC mengatakan, jika umur terverifikasi 146 tahun, dia dapat memiliki sebutan sebagai manusia yang hidup paling lama di dunia. Menggantikan Jeanne Calment asal Perancis, yang wafat pada usia 122 tahun.

The Independent menulis 'World's oldest man dies in Indonesia aged 146'. Media asal Inggris itu membandingkan usia Mbah Gotho dengan manusia lainnya yang panjang umur hingga menyentuh satu abad.

"Berdasarkan Guinness World Records, manusia tertua di dunia adalah Jeanne Louise Calment asal Perancis yang hidup hingga 122 tahun. Dia meninggal pada 1997. Sederet nama lainnya yang diklaim memecahkan rekor Calment termasuk James Olofintuyi asal Nigeria, yang hidup hingga 171 tahun dan Dhaqabo Ebba dari Ethiopia dengan usia 163 tahun," tulis The Independent.

Mbah Gotho meninggal dunia pada Minggu (30/4/2017) karena sakit. Mbah Gotho sempat dirawat beberapa kali di RSUD Sragen. Namun mendekati ajalnya, dia meminta kepada keluarga untuk dibawa pulang ke rumah

Warga RT.18 RW.06 Dukuh Segeran, Cemeng, Kecamatan Sambung Macan, Sragen, Jawa Tengah, memenuhi rumah duka dan melepas jenazah Mbah Gotho ke tempat pemakaman Tanggung, sekitar 300 meter dari kediamannya.

"Saya ketemu beliau semasa hidupnya menerima apa adanya, dari semua pemberian orang. Beliau sudah memesan batu nisan untuk kuburannya sejak 1992," kata Wakil Bupati Sragen Dedy Endriyatno saat melayat ke rumah duka.

Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen memberi perhatian kepada Mbah Gotho misalnya

dengan mengirim petugas Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil ke rumah saat membuat KTP elektronik.

Warga yang mengantar jenazah Mbah Gotho hingga ke tempat peristirahatan terakhir di tempat pemakaman juga merasa kehilangan sosok manusia tertua itu.

"Saya melihat semasa hidupnya Mbah Gotho sering menolong orang, dan penyabar," kata Sugi, salah satu pelayat warga setempat.

(tib/feb)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X