Kisah mistis di balik tabrakan maut Ciloto santer terdengar pasca tabrakan maut menewaskan 12 orang. Belum juga hilang dari ingatan soal insiden tragis di akhir pekan (30/4) lalu, ‘jalur tengkorak’ itu masih minta tumbal. Selasa (2/5), pagi, truk pengangkut nanas bernasib nahas setelah kendaraan yang ditumpangi Sadam Husen Cs menghantam tebing hingga satu orang tewas.
Selang dua hari dari tabrakan maut di Jalur Ciloto-Puncak, kawasan angker itu seolah kembali minta tumbal. Tak jauh dari lokasi kejadian sebelumnya, Senin (2/5) pukul 05.00 WIB kecelakaan di jalur tengkorak, Ciloto, Cianjur kembali terjadi.
Sebuah truk bernopol BG 8759 TB, hilang kendali saat tengah berjalan di Jalan Raya Puncak. Akibatnya truk menabrak tebing yang berada di sebelah kiri jalan. Dua orang mengalami luka-luka, dan satu orang lainnya meninggal dunia.
Abdal BN penumpang truk tewas terjepit badan kendaraan yang menabrak tebing.. Benturan keras yang menghantam membuat nyawanya langsung melayang di lokasi. Sedangkan, sadam husein dan Yatno masih beruntung, selamat dari maut.
Informasi yang dihimpun, kejadian ini berawal saat truk berpenumpang dua orang tersebut melaju dari arah Bogor menuju Cianjur . Saat menempuh jalan turunan panjang kemudian menikung kanan, kendaraan mendadak hilang kendali hingga menabrak tebing yang berada di kiri jalan.
"Pengemudi diduga kelelahan (kurang istirahat) tidak hati-hati, tidak waspada dan baru pertama kali lewat jalur puncak," kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Yusri Yunus.
Korban selamat yang mengalami luka-luka langsung dilarikan ke RSUD Cianjur. "Total ada tiga orang di truk itu, Satu orang meninggal dari penumpang truk. Dua lagi sopir sama penumpang lainnya luka-luka dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan,”urainya.
Sementara itu, di balik kecelakan tragis yang terjadi berulang warga setempat meyakini jika kejadian itu punya kaitan dengan kisah mistis. Konon daerah yang banyak tikungan tajam dan rawan kecelakaan itu dihuni banyak jin. Tersiar kabar jika makhluk gaib itu sering marah lantaran lokasinya sering dijadikan tempat maksiat. Karena itu, para jin selalu meminta tumbal.
“Logikanya kalau warga melihat orang berzina pasti marah dan diarak keliling kampung. Ya mahluk gaib pun sama. Mereka murka. Maka tidak heran, banyak kecelakaan yang menimpa pasangan muda-mudi,” tutur Mista (45) warga Desa Tugu Selatan
Terlebih di Km 89, lokasinya berdekatan makam keramat Si Kabayan di Telaga Warna. Lokasi ini diyakini warga setempat dijaga oleh siluman ular.
“Di sini katanya begitu. Km 89 itu kepalanya. Orang-orang yang niat berzina selalu ada saja kejadian. Kalau gak nabrak ya ketabarak. Tiap akhir pekan pasti ada yang jatuh. Walaupun tidak sampai meninggal,” terangnya.
Menurutnya, Puncak mestinya merupakan tempat peristirahatan untuk menenangkan diri dan bukan untuk berzina. “Sejak zaman Presiden Soekarno, Puncak itu dijadikan tempat menyepi dan beristirahat. Jadi, kalau mau maksiat lebih baik jangan di sini deh, daripada celaka,” tandasnya.
(rdr/jp/feb)