SEPEKAN usai insiden bom bunuh diri di Kampung Melayu (24/5), sebuah kontrakan di Kampung Tegalsapi, Desa Sukaluyu, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, mendadak heboh. Rumah berlapis bata kuning itu tiba-tiba ramai dikerumuni warga, menyusul kedatangan Densus 88 yang menggeledah kediaman wanita bercadar berinisial H (35). Siapa sangka, di kontrakan itulah istri kedua Ahmad Sukri (AS), teroris Kampung Melayu, bersembunyi. SEORANG wanita bercadar hitam menghebohkan warga sekampung di RT 01/06. Tim Densus mengendus keberadaan istri kedua AS yang menempati kontrakan milik Rosyadi (54), tepat sehari setelah insiden bom bunuh diri terjadi di Kampung Melayu. Informasi yang dihimpun, sekitar pukul 16:00 WIB, jajaran Polres Bogor bersama Tim Densus berhasil menggeledah kontrakan H. Dari hasil penggeledahan sekitar 30 menit, polisi menyita beberapa barang berupa buku, berkas-berkas dan sebilah senjata tajam jenis golok. Sebelumnya, Tim Densus telah mendatangi rumah istri terduga teroris, namun yang bersangkutan tidak di tempat. “Datangnya tadi dari jam sepuluh siang. Saya juga sempat saksikan. Pagi ke sini, yang huni kontrakan nggak ada, terus datang lagi sore tadi pas ada penghuninya sekitar jam empatan langsung periksa isi rumah,” ujar Ketua RT 01 Aneng saat ditemui di lokasi. Aneng mengaku belum mendapatkan identitas penghuni kontrakan karena yang bersangkutan baru menempati rumah itu sekitar empat hari. “Dia memang belum lapor, sempat ditanyain tapi pemilik kontrakan bilang katanya yang ngontrak lagi rapiin berkas-berkas,” ujarnya. Sementara menurut tetangganya, Aji, selama ini wanita bercadar hitam itu dikenal tertutup. Kepada tetangga, H mengaku bahwa suaminya kerja di luar kota. “Setiap hari pakai cadar. Ngakunya suaminya lagi kerja di luar kota. Dulu ada perempuan juga tapi sudah pergi ke Cianjur,” tutur Aji. Sementara pemilik kontrakan, Rosyadi, mengaku kaget rumah kontrakan yang dihuni wanita bercadar itu jadi incaran Densus 88. Ia mengaku bahwa kontrakan itu baru ditempati pada Kamis (25/5), tepat sehari setelah insiden bom bunuh diri di Kampung Melayu. “Yang huni sejak pertama itu perempuan, terus dia (perempuan bercadar, red) dibawa petugas,” terangnya. Saat mengontrak, wanita bercadar itu mengaku baru pindahan dari Ciherang, Dramaga. Namun, ia belum mengantongi KTP yang bersangkutan. “Nggak tahu kalau jadinya begini,” ujar dia. Tim Densus bersama anggota Polda Jawa Barat dan Polres Bogor mendatangi rumah kontrakan yang lokasinya persis di pinggir jalan itu. Petugas yang berjumlah lebih dari sepuluh orang itu langsung menggeledah rumah kontrakan tersebut. Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Tamansari Iptu Nur Hidayat mengatakan, kontrakan itu dihuni istri kedua terduga teroris, AS. Usai penggeledahan, wanita bercadar itu langsung dibawa Tim Densus 88 untuk pemeriksaan. “Usai penggerebekan, H dibawa menggunakan mobil Polres Bogor bersama Tim Densus 88 untuk dilakukan pemeriksaan dan dimintai keterangan. Jika ia tidak terlibat akan kami kembalikan,” terang Nur. Ia pun enggan berkomentar banyak karena itu jadi kewenangan Densus 88. “Ya intinya perempuan itu istri kedua pelaku bom Kampung Melayu. Selebihnya itu wewenang Densus, kita hanya bantu backup,” tandasnya. Sementara itu, Kepala Desa Salayu Farid Hidayat menuturkan, keberadaan diduga pelaku teroris tersebut belum diketahui pihak desa. Hal itu karena mereka baru menempati kontrakan rumah di wilayah RW 06 baru dua hari. “Ke depan dengan adanya kejadian ini saya akan kembali gencar sosialisasi kepada RT/RW untuk mendata warga baru yang tinggal di Desa Saluyu agar tidak terjadi kembali kejadian seperti ini,” tandasnya. (cr2/yos/c/feb/run)