METROPOLITAN – Pasca-rusuhnya supporter Persija di Cibinong, Kamis (8/6), Kapolres Bogor AKBP AM Dicky membeberkan kronologinya secara utuh. Ia menjelaskan, pecahnya insiden itu berawal saat rombongan bus The Jak yang hendak pulang tiba-tiba mendapatkan lemparan batu dari orang tak dikenal. Insiden ini terjadi di Jalan Alternatif Sentul.
Saat kejadian, pihak kepolisian telah berusaha memberikan pengawalan. Namun, akibat lemparan tersebut bentrokpun tak terhindarkan.
“Bentrok terjadi di dua titik, yakni di jalur alternatif Sentul dan jalan Tol Citeureup, Kabupaten Bogor,” kata Dicky.
Sementara itu, titik rawan bentrokan lainnya berhasil dicegah.
“Kalau untuk titik yang lain sudah berhasil kita cegah duluan. Motifnya mereka pura-pura nonton para supporter The Jak pulang di pinggir jalan, namun pas lewat langsung dilempar batu terus kabur,” jelasnya.
Akibat kejadian ini, sambung dia, pihaknya juga berhasil mengamankan salah seorang supporter yang berdomisili di Bogor dengan barang bukti satu buah senjata tajam (sajam). Penangkapan ini dilakukan karena yang bersangkutan menyerang supporter The Jak saat melintas di kawasan Kandang Roda, Kecamatan Sukaraja. “Sedang kita periksa dulu. Barang buktinya sajam yang dia bawa,” sambungnya.
Sementara itu, soal adanya kabar tentang pembakaran mobil angkot, Dicky membantahnya. Ia menjelaskan jika terbakarnya angkot dengan nopol B 2333 UM jurusan Bojonggede-Depok di Jalan Raya Tegar Beriman tidak berhubungan dengan kerusuhan yang terjadi di Jalan Alternatif Sentul.
Berdasarkan keterangan dari pemilik angkot Nasril Pratama, warga Kampung Kelapa, Citayem Depok, api berasal dari korsleting kabel bagian belakang saat dirinya sedang menarik sewa dari supporter Persija asal Gang Laskar Citayam Depok.
“Jadi bukan dibakar tapi korsleting listrik. Pukul 00:20 WIB api berhasil dipadamkan satu unit Damkar dari Kabupaten Bogor,” terangnya mengklarifikasi pemberitaan Metropolitan edisi Jumat (8/9) berjudul ‘The Jak rusuh lagi di Cibinong’.
Sementara, soal insiden bentrok yang terjadi ia berharap, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dapat memberikan sanksi terhadap klub sepakbola yang anggotanya sering melakukan aksi tawuran. Karena, persoalan ini jangan sampai terus-menerus terjadi dan para supporter juga harus bisa sama-sama merasa memiliki dan menjaga sportivitas. “Kita sarankan diberikan sanksi, kalau perlu jangan ada penonton saat pertandingan,” harapnya.
Ditambahkan dia, adapun beberapa kerugian yang terjadi akibat ulah para supporter ini. Di antaranya, tiga kendaraan rusak akibat lemparan batu dan seorang sopir pembawa rombongan supporter The Jak mengalami luka ringan akibat lemparan batu. “Salah satu kendaraan yang rusak milik aparat kepolisian. Kalau sopir angkot sudah ditangani dan dibawa ke klinik terdekat,” tutupnya.
(rez/c/feb/dit)