METROPOLITAN - Material atap bangunan masih berserakan di ruang kelas SDN Ciluar 2. Sejak atapnya ambruk, puing-puingnya belum dirapikan. Kursi dan meja yang rusak akibat tertimpa genteng dan kayu lapuk juga dibiarkan teronggok. Untuk sementara, siswanya terpaksa digilir untuk sekolah.
Sebuah lemari berisi buku-buku pelajaran dibiarkan kehujanan dan kepanasan dalam ruang kelas yang telah ambruk. Ruang kelas tiga itu ambruk sejak 18 November malam saat hujan deras mengguyur wilayah Bogor.
Kepala SDN Ciluar 2 BD Betty F mengaku sengaja membiarkan kursi dan buku-buku tersebut berserakan karena itu permintaan Dinas Pendidikan (Disdik). ”Memang sengaja. Kata orang Disdik jangan diapa-apain dulu. Biarin saja,” kata Betty.
Tak hanya itu, dua ruangan untuk kegiatan belajar mengajar siswa kelas 2A dan B juga kini kondisinya nyaris ambruk. Tak mau ambil risiko, pihak sekolah akhirnya mengosongkan dua ruang kelas tersebut. ”Takut merembet dan ambruk lagi, jadi lebih baik dikosongin, jadi siswa terpaksa harus belajar bergiliran,” katanya.
Kini, siswa kelas 3, 2A dan B terpaksa mengikuti kegiatan belajar mengajar bergiliran di ruang kelas satu. ”Sebetulnya belajar siswa jadi terganggu karena satu ruangan dipakai tiga kelas,” ungkap Betty.
Kondisi infrastruktur atau sarana prasarana di wilayah Kabupaten Bogor cukup memprihatinkan. Dalam kurun waktu dua bulan terakhir, sedikitnya ada lima bangunan sekolah yang ambruk.
Bahkan, dua dari lima peristiwa terakhir terjadi hanya dalam rentang waktu sepekan. Yakni salah satu ruang kelas SDN Ciluar 2, Desa Cimandala, Sukaraja, Kabupaten Bogor, roboh atapnya pada Jumat (18/11/2017). SDN Cipinang 1, Rumpin, Kabupaten Bogor, juga mengalami kejadian serupa pada Jumat (11/11/2017).
Koordinator Divisi Advokasi Anggaran Kopel Anwar Razak pun akhirnya angkat suara. Anwar menilai ambruknya gedung sekolah bukan lagi sebagai kejadian biasa, tetapi dapat dianggap kejadian luar biasa atau emergency. ”Sehingga penanganannya harus Bupati Bogor yang turun langsung dan tak bisa ditunda-tunda lagi. Intinya, permasalahan rusaknya bangunan sekolah saat ini sudah sangat mendesak,” jelasnya.
Sementara Kepala Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor Deddy Syarifudin saat dikonfirmasi mengungkapkan, perbaikan SDN Ciluar 2 sudah dimasukkan program Dana Alokasi Khusus (DAK) 2018.
”Karena ruang kelas yang biasa digunakan siswa kelas tiga itu sudah tak bisa digunakan dan sangat dibutuhkan. Karena itu, kita langsung masukkan dalam program DAK 2018. Jadi dalam rencana perbaikan ruang kelas atau sekolah ini, kami melihat tingkat urgensitasnya,” tandasnya.
(sin/feb/run)