METROPOLITAN - Usai Ketua Umum Golkar Setya Novanto (Setnov) diciduk KPK lantaran kasus KTP-elektronik, partai berlambang pohon beringin ini tengah merancang musyawarah nasional luar biasa (munaslub) untuk mencari sosok penggantinya. Dua nama pun mencuat dan digadang-gadang bakal menggantikan Setnov yaitu Idrus Marham dan Airlangga. Meski demikian, Golkar Bogor lebih memilih fokus mengurusi musyawarah kelurahan (muslur) dibanding munaslub.
Sekretaris DPD Golkar Kota Bogor Heri Cahyono mengatakan, dirinya belum bisa berkomentar banyak terkait munaslub. Sebab, belum ada petunjuk resmi dari DPP. “Kami berpatokan pada hasil rapat pleno DPP yang kita bisa lihat bersama,” kata Heri kepada Metropolitan, kemarin.
Terkait wacana penggantian ketua umum, lelaki yang juga Wakil Ketua DPRD Kota Bogor ini pun belum mau angkat bicara soal sosok yang akan duduk di kursi nomor satu Golkar. Heri mengaku sedang fokus untuk konsolidasi muslur di Kota Bogor. “Apa yang terjadi ke depan kami belum mengetahui apakah akan munaslub apa tidak. Kami fokus pada konsolidasi muslur,” akunya.
Informasi yang dihimpun, Golkar Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Banten dikabarkan telah menemui Wapres Jusuf Kalla (JK) untuk meminta pandangan tentang munaslub. Bahkan, sejumlah kandidat calon ketua umum Golkar mulai disuarakan.
Salah satu nama yang mencuat adalah Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto. Airlangga dikenal dekat dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sehingga dinilai layak memimpin Golkar. Dukungan pun kian mengalir pada Airlangga. Salah satunya dari Sekretaris Fraksi Golkar DPR, Agus Gumiwang Kartasasmita. Secara terang-terangan, dirinya mendukung Airlangga menjadi ketua umum selanjutnya. Bahkan, DPD Golkar DKI Jakarta menilai Airlangga paling pas menggantikan Novanto.
“Dia tak hanya mengerti, tapi adalah pengusaha yang memanfaatkan kecanggihan digital baik dalam bisnis, organisasi, maupun dalam mengemban tugas-tugas negara,” ujar Ketua DPD Golkar Jakarta, Fayakhun Andriadi.
Mantan anggota DPR RI Dapil Kabupaten Bogor ini bahkan disebut telah didukung oleh Jokowi. 20 November lalu, keduanya tampak melakukan pertemuan di Istana Kepresidenan. Tak cuma mereka berdua, ada pula Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan. Luhut juga senior Golkar, yang pada Munas Golkar Bali lalu mendukung Setya Novanto. “Bila dilihat dari nama-nama yang muncul, paling banyak dibicarakan ya Airlangga Hartarto,” kata Ketua DPP Golkar Indra Bambang Utoyo.
Airlangga sendiri telah mengungkapkan niatnya yang ingin jadi ketua umum. Bahkan dia telah izin Presiden Jokowi dan mendapatkan restu. “Saya minta izin dibolehkan untuk ikut, karena saya kan sekarang pembantu beliau. Jadi saya minta izin. Harus lebih baik,” kata Airlangga.
Selain Airlangga, Sekjen Golkar Idrus Marham juga ingin menduduki pucuk pimpinan Golkar. Idrus merupakan orang lama di Golkar bahkan sejak era Aburizal Bakrie (Ical), Idrus sudah menjadi sekjen. Idrus diyakini bakal mewakili Novanto jika munaslub digelar.
Terlebih, dari balik jeruji besi, Novanto memerintahkan Idrus menjadi plt ketua umum. Perintah Novanto itu pun diamini dalam pleno Golkar 21 November lalu. Meskipun jabatan itu hanya sampai hasil praperadilan yang rencananya diputus pada 7 Desember. ”Kelihatannya Idrus (mewakili kubu Novanto, red),” kata Indra Bambang Utoyo.
Sementara itu, Ketua DPD Golkar Sulawesi Tenggara (Sultra), Ridwan Bae menilai sosok Idrus dan Airlangga memenuhi kriteria sebagai bakal calon ketua umum Golkar. Namun, dirinya menolak mengomentari pribadi masing-masing.
Di luar itu, Ridwan meyakini tidak akan ada kubu Novanto atau kubu Jokowi dalam munaslub nanti. Menurut Ridwan, Golkar selalu dewasa dalam menyikapi perbedaan yang ada. “Saya menjamin sejuta persen tidak ada. Golkar dewasa dalam berpolitik, dewasa dalam berpartai. Siapa yang berkeinginan biasa berbeda tapi sudah lahir ketua umum baru, kita bersatu kembali,” tandas Ridwan. (fin/b/mer/feb/run)
081355072224