Senin, 22 Desember 2025

Tembok Maut Renggut Nyawa Sendi

- Rabu, 29 November 2017 | 11:30 WIB

-

Malang nasib Muhammad Sendi, bocah enam tahun yang tinggal di Gang Pala, RT 02/08, Kelurahan Kertamaya, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Di rumahnya yang sudah usang, Sendi tak berdaya begitu tembok rumahnya menimpa tubuh mungilnya sampai nyawanya tak tertolong.

DINDING Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di Kelurahan Kertamaya, Kota Bogor, itu ambruk dan menimpa Sendi yang siang itu tengah asyik bermain.

Putra dari pasangan Ata dan Diah ini berada di balik tembok bersama kakaknya di depan kamar mandi, tak jauh dari ruang dapur yang merupakan lokasi tewasnya Sendi.

”Awalnya sedang bercanda sama kakaknya, Alfa. Terus itu tembok digoyang-goyang sama korban, terus ambruk dan menimpa korban,” kata Ketua RT setempat, Budi Hermawan.

Budi menyebut kediaman korban merupakan salah satu rumah tak layak huni yang sudah terdaftar dan akan di­ajukan ke Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor untuk dimin­ta bantuan perbaikan. ”Ini sudah masuk daftar. Renca­nanya minggu ini kita ajukan ke pemkot. Tapi begini, belum diajukan sudah ambruk,” kata Budi.

Kepala Badan Penanggu­langan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor Ganjar Gunawan mengatakan, kejadian itu ber­langsung ketika orang tua korban sedang tidak di rumah. ”Ayahnya sedang bekerja dan ibunya sedang ke warung. Kemungkinan korban lagi main kemudian menyenggol tembok yang hampir roboh,” ujarnya.

Saat itu, korban pun langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciawi untuk mendapat perawatan. Namun nahas, luka berat yang diala­minya membuat korban tidak bisa terselamatkan. ”Iya, sem­pat dibawa ke RSUD Ciawi tapi korban tidak bisa dise­lamatkan dan meninggal du­nia,” katanya.

Ganjar menjelaskan, tembok rumah orang tua korban di­duga tidak menggunakan sis­tem pengecoran yang kuat sehingga mudah ambruk. ”Indikasinya itu adalah rumah yang masuk kategori rumah tidak layak huni, jadi temboknya pun sudah lama goyang, belum sempat diperbaiki pemiliknya,” terangnya

Lurah Kertamaya Djojo Wi­dyaharjo mengatakan, roboh­nya tembok tersebut bukan karena bencana alam melai­nkan kelalaian. Sebab, tembok yang goyang belum disemen itu dimainkan anak-anak.

“Sebetulnya bukan kejadian longsor, tembok kamar man­di yang sudah rapuh digoyang-goyang sama anak-anak. Saat itu roboh menimpa Sendi,” tandasnya.

(tib/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X