Minggu, 21 Desember 2025

TOLAK UU, GOLKAR AJAK PKB KOALISI

- Kamis, 21 Desember 2017 | 10:38 WIB

-

PARTAI Golkar telah men­cabut dukungan kepada Ridwan Kamil sebagai bakal calon gu­bernur Jawa Barat (Jabar) 2018. Sebe­lumnya, selain didukung Golkar, pria yang akrab disapa Emil itu juga mengantongi dukungan dari Partai Nasdem, PPP dan PKB.­

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengaku tetap me­milih Ridwan Kamil sebagai calon gubernur. Namun, jaja­rannya di Jabar tak setuju dengan pasangan Emil yaitu Uu Ruzhanul Ulum.

”Jabar secara pribadi saya tetap Ridwan Kamil. Tapi semua teman-teman PKB Jabar tidak mau menerima Uu yang men­jadi wakil gubernur. Sekarang tinggal kemampuan saya meya­kinkan teman-teman PKB Jabar dan kemampuan Ridwan Kamil meyakinkan PKB Jabar,” kata Muhaimin di DPP PKB, Jalan Raden Saleh, kawasan Menteng Jakarta Pusat, Selasa (20/12).

Jika dirinya tak bisa merayu jajarannya mendukung Emil, pria yang akrab disapa Cak Imin itu akan berkomunikasi dengan Ridwan Kamil untuk mencari pasangan yang tak berasal dari parpol. ”Yang jelas saya dida­tangi semua pengurus PKB Jawa Barat mereka semua menolak Uu. Nah alternatifnya yang saya sampaikan kepada Pak Ridwan Kamil nanti dalam waktu dekat cari yang non partai,” ucap Cak Imin.

Dengan pencabutan du­kungan dari Golkar, Cak Imin berharap koalisi lainnya tetap mempertahankan Ridwan Kamil sebagai kandidat cagub Jabar. Pihaknya akan mencari solusi bersama PPP dan Nas­dem. ”Nggak-nggak, harus tetap bersama. Duduk ber­sama, kita cari jalan tengah yang bisa diterima tiga pihak. Pihak Ridwan Kamil, PKB dan pihak PPP,” ujarnya. ”Pokoknya kalau tiga ini harus kompak lah, Nasdem, PKB, PPP harus kompak. Tapi kita harus cari jalan tengah,” pintanya.

Sementara di tengah ketidak­jelasan calon gubernur, Partai Golkar semakin mengintensif­kan komunikasi dengan PKB untuk koalisi di pilkada Jabar. ”Saya mengajak kepada PKB untuk duduk satu meja bersama-sama melakukan pembahasan pemilu di Jabar dalam posisi kita memiliki posisi sederajat, tidak ada yang merasa diting­gikan dan tidak ada yang me­rasa direndahkan,” jelas Ketua DPD I Partai Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi, Rabu (20/12).

Duduk bersama penting dila­kukan untuk membaca segala kemungkinan yang terjadi. Mengingat konstelasi Pilkada Jabar masih sangat cair. ”Semua partai hari ini tidak memiliki mitra koalisi yang memadai sehingga kemudahan dengan apa yang dilakukan Partai Gol­kar saat ini membuka ruang bagi semuanya untuk membi­carakan Pilkada Jawa Barat se­cara tepat,” jelasnya.

Pembicaraan dengan PKB, kata Dedi, masih menyangkut koalisi parpol, bukan pada figur calon. Membicarakan figur lebih dulu, menurutnya, tak akan bermakna jika 20 persen jumlah kursi tak terca­pai. ”Dari awal saya mengata­kan jangan dulu berbicara orang. Bicaralah tentang pe­rahunya yang mengisinya si­apa. Yang ngisinya itu didasar­kan pada diakomodirnya seluruh kepentingan masy­arakat dan tentunya kita tak memungkiri partai punya kemungkinan untuk menga­komodir eksistensinya dirinya dan elektabilitas kepartaiannya,” kata Bupati Purwakarta ini.

Dedi mengaku telah berbi­cara dengan beberapa fungsi­onaris PKB di Jabar dan bebe­rapa daerah dan koalisi sang­at terbuka lebar. Selain itu ia juga pernah bertemu dengan 27 DPC. ”Sudah ketemu chemistry-nya karena saya dengan PKB cukup dekat sejak lama. Nanti kita bicara satu meja bareng untuk menyo­dorkan siapa sih yang harus jadi gubernurnya, siapa yang jadi wagubnya,” katanya.

Tak hanya PKB, parpol lainnya masih berpeluang menjadi mitra koalisi Golkar seperti De­mokrat, PPP dan PDIP. Kesem­patan masih terbuka dan bisa menjadi wahana untuk memba ngun sistem koalisi yang setara. ”Tidak ada yang merasa lebih tinggi dari yang lain. Itu penting,” ujarnya. (mer/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X