METROPOLITAN-Suasana dramatis mengiringi detik-detik buaya Kojek Sempur milik Muhammad Irwan diangkut petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bogor. Maimunah, ibu kandung Iwan, tak kuasa menahan tangis saat melihat buaya peliharaannya selama 21 tahun itu dimasukkan peti untuk dipelihara pihak Taman Safari. “Kojek... Kojek...” teriak Mumun memanggil nama buaya kesayangannya yang terus bergerak menuju mobil boks.
Ryan Muttaqin
Minggu siang, Kampung Sempurlereng, RT 04/01, Kelurahan Sempur, Kecamatan Bogor Tengah, mendadak ramai. Sejumlah warga ikut menyaksikan proses evakuasi buaya Kojek yang selama ini telah dianggap anak sendiri oleh Iwan dan keluarga.
Sementara itu, buaya dengan berat 200 kilogram itu tampak enggan meninggalkan rumah yang telah ditempatinya selama 21 tahun. Bahkan, buaya Kojek sempat melawan dan terus bergerak ketika diarahkan ke peti khusus untuk evakuasi. Sampai akhirnya, pemilik buaya terus berbicara kepada Kojek untuk menenangkannya.
Dengan menggunakan lakban, mata dan rahang Kojek perlahan ditutup Iwan. Sambil diajak bicara, akhirnya Kojek mau menuruti perintah Iwan dengan merangkak masuk peti.
Saat itu pula, delapan petugas BKSDA membawa Kojek ke mobil untuk dipelihara di Taman Safari. Namun, Mumun tak rela hingga terus menitikkan air mata. Sampai akhirnya ditenangkan putranya.
Pemilik buaya muara, Muhammad Irwan, mengaku menerima kenyataan harus ditinggalkan Kojek karena sadar aturan yang menjelaskan soal undang-undang hewan yang dilindungi. Dia menceritakan, Kojek pertama kali ditemukan ketika ia dan keluarga berkunjung ke Pangandaran. Di perjalanan, Irwan bertemu sekelompok anak-anak yang membawa anak buaya.
“Ada anak-anak, ngagigiwing anak buaya, katanya mau di sate, karena saya penyayang hewan lah, saya bayarin tuh, biar gak disate, biar saya urus. Awalnya saya kira anak biawak, padahal mah buaya muara,” terangnya.
Secara pribadi, Irwan meminta agar Kojek diurus di Taman Safari saja dan tidak dioperlalihkan ke tempat lain. Irwan juga tidak ingin Kojek disimpan langsung ke dalam liar, mengingat dia sudah terbiasa kontak dengan manusia dan bakal tidak bisa beradaptasi baik dengan lingkungan liar dan buaya lainnya.
“Di sana saja, jangan ditempat lain, saya bisa layangkan protes kalau sampai kayak giut. Mending dia disini saja, sama kami. Kalau di konsevasi, takut tidak terurus, meskipun dimana saja yang penting terawat, dan sehat,” tuturnya.
Mumun pun mengaku sedih ditinggal Kojek, mengingat dirinya bersama keluarga sudah menganggap Kojek seperti anak sendiri. “Selama 21 tahun kan, pasti sedih. Ibaratnya kotorannya pun saya yang bersihin. Mudah-mudahan di tempat yang baru, dia juga diurus dengan benar, jadi lebih sehat. Jujur, kami sedih. Tapi ya mau bagaimana lagi,” tuntasnya.
Sementara petugas BKPSDA Bidang Wilayah Bogor, Sudrajat, mengatakan bahwa pihaknya membawa Kojek sesuai permintaan pemilik yakni menitipkan Kojek di Taman Safari. Sudrajat menambahkan, Irwan sebagai pemilik secara sukarela dan sadar memberikan hewan yang dilindungi dan diatur undang-undang pemerintah.
“Kami menerima penyerahan buaya muara ini seberat 200 kilogram dengan panjang 2,75 sentimeter. Dititipkan ke Taman Safari sesuai permintaan. Kami dibantu babinsa dan bhabinkamtibmas,” katanya kepada Metropolitan, kemarin.
Nantinya, sambung Sudrajat, perawatan yang akan diberikan sesuai cara dan aturan yang ada di Taman Safari. Sebab, pemilik secara pribadi menyampaikan untuk menitipkan Kojek di Cisarua.