Insiden kecelakaan kerja di proyek jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) berimbas pada pengerjaan sejumlah infrastruktur di seluruh Indonesia. Semua proyek tol layang terpaksa distop serentak sesuai instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memberlakukan moratorium (penghentian sementara) seluruh proyek jalan tol layang (elevated) yang saat ini tengah dibangun. Langkah ini diambil lantaran terjadinya rentetan kecelakaan konstruksi pada proyek jalan tol dalam kurun waktu setengah tahun terakhir. "Tadi pagi kami sudah diskusi dengan Pak Menteri (PUPR, red). Perintah pertama adalah moratorium, semua pekerjaan yang elevated (melayang) itu akan kita hentikan semuanya," ujar Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto di Jakarta, Selasa (20/2/2018).
Moratorium sendiri belum diketahui sampai kapan. Namun dalam masa moratorium itu, para pelaksana proyek akan diminta melapor mengenai metode pengerjaan proyek. Dari situ baru akan dievaluasi untuk mengambil langkah selanjutnya. "Sampai masing-masing kontraktor pelaksana dan pemilik pekerjaan mengajukan lagi metode kerjanya dan pengawasan prosedur bahas metode kerja dilakukan dengan betul," kata Arie.
Arie sendiri belum bisa menjelaskan detail mengenai penyebab jatuhnya bekisting pierhead, bagian tiang di proyek tol Becakayu ini. "Kita tunggu ya karena semuanya harus kita kumpulkan tapi secepatnya kita akan berikan rilis yang lebih bagus lagi lebih detail dan kemudian langkah-langkah perbaikan supaya hal ini tidak terjadi lagi," kata Arie.
Sementara itu, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menegaskan penghentian tersebut berlaku secara umum untuk berbagai proyek yang berbentuk layang. Tidak hanya jalan tol, tetapi juga proyek LRT dan MRT.
Langkah tersebut, kata Basuki, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar insiden serupa tak kembali terjadi. "Ini perintah presiden (Presiden Joko Widodo), untuk sementara dievaluasi," tegas Basuki usai rapat membahas maraknya kecelakaan konstruksi.
Penyetopan proyek tol layang ini juga mau tak mau berimbas pada pengerjaan Tol Bogor Outer Ring Road (BORR) seksi II B yang menghubungkan Kedung Badang hingga Simpang Yasmin.
Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani mengatakan dengan adanya moratorium mau tak mau ada kemunduran untuk target operasional proyek. "Pasti ada mundurnya, tetapi mundur sebulan kan tidak ada efeknya. Juga ini kan yang diberhentikan hanya pengerjaan konstruksi melayang saja, bukan proyeknya," kata Desi, Selasa (20/2/2018).
Saat ini, Dessy mengatakan bahwa proyek yang sedang berlangsung dan paling banyak memiliki konstruksi layang adalah ruas tol layang Jakarta—Cikampek II yang progres fisiknya baru mencapai 24%.
"Yang banyak [pekerjaan melayang] itu Japek (Jakarta—Cikampek) Elevated II dan Bogor Ring Road. Namun, Bogor baru saja selesai alhamdulillah, jadi mungkin yang masih harus kita penuhi (evaluasi) untuk Japek," ujarnya.
Terpisah, Humas PT. Marga Sarana Jabar (MSJ), Ferry Siregar mengaku belum mengetahui rencana penyetopan proyek pembangunan Tol Borr. Karena, persoalan itu masih dibahas di tataran pimpinan. “Belum dan kita masih konfirmasi. Sejauh ini belum ada dan kalau bisa jangan sampai,” kata Ferry.
Menurut Ferry, soal jaminan keamanan dan keselamatan yang diberikan perusahaannya dalam pengerjaan proyek Tol Borr tentu sudah sesuai dengan mekanisme yang diatur. Karena, untuk hal itu sudah diserahkan dan ditangani langsung pihak ketiga, yakni dari PT Perentjana Djaja. “Bukan hanya K3, kita juga ada K2. Mereka (pihak ketiga) yang mengawasinya langsung, salah sedikit pasti kita disemprot karena ini berkaitan dengan nyawa orang banyak, apalagi posisi pembangunan di tengah jalan. Bahkan, project manajer PT Wika, Ali Afandi sampai melakukan infeksi mendadak ke lokasi karena mendengar kejadian itu,” ucap dia.
Disisi lain, Ferry menambahkan, untuk proyek pembangunan Tol Borr saat ini sudah mencapai 95 persen. Kemungkinan, pembangunan akan selesai dan bisa diresmikan pada April nanti. “Sekarang tinggal on off di dekat Pom Bensin, satu minggu diperkirakan selesai. Lalu, perapihan dan pengaspalan jalannya. Kemungkinan Maret sudah selesai dan April bisa diresmikan. Presiden rencananya yang akan meresmikan langsung,” pungkasnya
(rez/b/de/feb)