Senin, 22 Desember 2025

Proyek Layang Tol BORR Kurang 32 Beton Lagi

- Kamis, 22 Februari 2018 | 10:07 WIB

-

METROPOLITAN - Proyek jalan layang Tol Bogor Outer Ring Road (BORR) Seksi II B Kedungbadak-Simpang Yasmin resmi distop. Proyek jalan tol layang Lingkar Luar Bogor itu akan dihentikan satu minggu oleh pengelola Tol BORR, PT Marga Sarana Jawa Barat (MSJ). Padahal, pemasangan box girder alias beton tinggal 50 meter lagi atau sedikitnya membutuhkan 32 beton.

Manajer Proyek Wijaya Karya (Wika) Tol BORR Ali Afandi mengatakan, box grider atau beton yang belum dipasang berada di posisi P60-P61. Sedangkan persentase perampungannya secara keseluruhan sudah mencapai 97,5 persen.

Secara teknis, pengerjaan proyek hanya menyisakan sekitar 50 meter dari pembangunan konstruksi proyek Tol BORR Seksi II B sepanjang 2,65 kilometer. “Pekerjaan main road, seluruhnya 112 span. Dan kami tinggal dua span atau satu bentang lagi. Karena moratorim, kami hentikan sementara (proyek, red),” katanya kepada awak media, kemarin.

Selama moratorium, sambung Ali, akan ada evaluasi peralatan kerja serta pengecekan ulang dari pihak kontraktor, konsultan independen dan MSJ. Khususnya untuk peralatan berat terkait kegiatan pemasangan box girder. Pihaknya berharap dampak dari moratorium ini tidak terlalu signifikan.

Kalau penghentiannya cuma dalam waktu sehari atau tiga hari, itu masih sesuai jadwal. Targetnya pun tidak akan mundur, yakni pertengahan sampai akhir Maret, yang dilanjutkan dengan pengoperasian pada April mendatang,” ujarnya.

Sedangkan saat ini sisa pengerjaan berupa penyelesaian satu span, diperkirakan memakan waktu dua minggu dengan sistem jembatan box girder. “Kalau suspend selesai sepekan, dilanjutkan dengan penyelesaian dua pekan, berarti masih sesuai target awal. Kami sih optimis April bisa peresmian, sekaligus mulai dioperasikan,” yakinnya.

Sebelum adanya moratorium dan pengecekan kembali alat berat ini, Ali menjelaskan, pihaknya sudah menguji kelayakan pada tiga bulan lalu bersama Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3) bersama konsultan independen. Hasilnya, tidak ada masalah. Peralatan berat, terutama pire head (jembatan pengangkut beton) layak digunakan untuk proyek.

Dengan pengecekan awal ini, kami bisa memastikan keamanan selama proyek. Selama pengerjaan pun belum terjadi kecelakaan kerja berat dan semoga tidak terjadi,” ucapnya.

Di tempat yang sama, Direktur Utama PT MSJ Hendro Admojo mengatakan, pengembang akan memanfaatkan masa penghentian pengerjaan ini untuk melakukan evaluasi kinerja, baik dari Standar Operational Procedure (SOP), peralatan hingga sumber daya manusia alias pekerja.

Hendro melanjutkan, suspend bisa segera dicabut. Sebab saat ini, pada proyek tol BORR sudah telanjur menggantung enam buah box girder di satu lajur. Sebab jika dibiarkan terlalu lama, akan berbahaya bagi pengendara di bawah. “Untuk antisipasi, kami berupaya menghubungi Komite Keselamatan Konstruksi (K3) untuk memprioritaskan pembangunan BORR agar bisa segera dilaksanakan langsung pasca diaudit,” imbuhnya.

Sambil menunggu hasil pengecekan, kata Hendro, tim tetap bekerja terutama untuk kegiatan minor atau yang bersifat tidak mengangkat beban, atau bukan pekerjaan besar. “Pagar dan taman di bawah, termasuk juga penyeberangan jalan, rambu dan sebagainya, tetap dikerjakan supaya bisa selesai target,” ujarnya.

Usai audit ini, ujar Hendro, MSJ berkomitmen memperketat SOP, termasuk dari segi urutan pengerjaan. Sebab, biasanya poin ini yang kerap dilupakan. Misalnya pengencangan baut maupun penggeseran peralatan.

Secara prinsip, dampak yang dirasakan dari pemberhentian sementara ini, ya waktu. Untuk biaya, sepertinya tidak berdampak. Ini kan keputusan pemerintah, bukan kesalahan owner atau kontraktor yang harusnya tidak ada klaim,” tuntasnya.

(ryn/c/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X