Di Kampung Dungusbiuk, RT 03/05, Desa Babakan, Kecamatan Tenjo, Ruminah yang merupakan Ibu Rumah Tangga (IRT) ini sudah dikenal warga setempat menderita penyakit ganas. Benjolan di payudaranya terlihat jelas hingga membuat pilu siapa saja yang melihat.
Tak banyak aktivitas yang bisa dilakukannya. Sebab, benjolan itu terus membesar hingga beratnya mencapai 5 kilogram. “Setiap hari, badan saya panas dingin dan tidak bisa tidur nyenyak," kata Ruminah yang duduk mengampar di atas lantai berlapis semen.
Dengan nada lirih, Ruminah menceritakan awal mula benjolan itu muncul di bagian dada sebelah kirinya. Saat itu ia hanya menemukan benjolan kecil di bagian payudara. Tetapi lama-lama benjolan itu justru membesar hingga menutup hampir seluruh bagian dada dan perutnya. “Sekarang malah jadinya seperti ini, saya sudah capek berobat,” kata Ruminah.
Selama ini, Ruminah mengaku sudah berusaha melawan penyakitnya. Hanya saja ia harus terbentur biaya pengobatan. Sebab walaupun sudah memiliki kartu BPJS, setiap kali berobat ia harus dibebani biaya perjalanan dari Tenjo ke RSUD Kota Bogor. “Walaupun ada mobil siaga desa, kan tetap saja harus sediakan uang bensin,” keluhnya.
Bahkan tidak ada pendampingan khusus. Sebab, BPJS tidak bisa menanggung ongkos pulang pergi ke rumah sakit. “Saya uang dari mana? Suami saya cuma kerja serabutan," ungkapnya sambil berkaca-kaca.
Awing, salah seorang keluarga yang selama ini merawat Ruminah, mengaku jengkel dengan penanganan pihak desa yang menurutnya tak pernah ada iktikad serius menolong Ruminah. "Kalau memang orang miskin tidak perlu diperhatikan, sebaiknya dari awal dibicarakan. Kita juga tidak mau dibiarkan kalau memang pemerintah tidak serius," tegasnya.
Karena itu, Awing berharap pemerintah lebih memperhatikan kondisi kesehatan masyarakat di pedalaman. "Jangan kalau sudah mati, baru keluar ucapan belasungkawa," sindirnya.
Sekadar diketahui, Ruminah sendiri memang telah dirujuk untuk penanganan medis dari puskesmas ke RSUD Leuwiliang. Namun karena kekurangan alat medis, pihak rumah sakit kembali merujuk Ruminah ke RSUD Kota Bogor. Namun, hingga kini belum ada kepastian soal penanganan Ruminah. "Saya pasrah. Kalau memang harus dioperasi, saya siap. Tapi saya belum diberikan kejelasan sampai saat ini," tandasnya.
(sir/b/feb/run)