Senin, 22 Desember 2025

Warga Rumpin Bakar Ban Dan Tebar Lele

- Selasa, 27 Maret 2018 | 08:35 WIB

-

METROPOLITAN - Berlumpur dan berlubang. Begitulah kondisi Jalan Raya Cijengir Maloko yang menghubungkan Kecamatan Rumpin-Parungpanjang. Sudah 13 tahun jalan ini dibiarkan mirip kubangan. Hingga warga yang jengah akhirnya turun tangan sambil membakar ban dan menebar ikan di tengah jalan.

Warga pun nekat memblokir jalan yang selama ini rusak parah. Tak cuma berlumpur, jalanan yang jadi akses utama warga Sukasari, Rumpin, juga berlubang hingga sedalam 30 cm. Kondisi inilah yang memaksa warga memblokir jalan.

Pantauan Metropolitan, sejak pukul 07:00 WIB warga sudah turun ke jalan sambil membawa ban dan lele. Mereka menyulut api dan membakarnya di tengah jalan hingga pengendara tidak bisa melintas. Bukan cuma itu, baskom berisi lele juga ditumpahkan ke tengah jalan yang kondisinya mirip kubangan kerbau. “Ya mau gimana lagi, kami sudah capek dengan jalan yang begini terus,” keluh warga Desa Sukasari, Rumpin, Yuli (41).

Aksi ini berlangsung setengah hari hingga pukul 12:00 WIB. Sampai-sampai, kendaraan pengangkut hasil tambang truk tronton di jalur Maloko lumpuh total, baik dari arah Rumpin maupun sebaliknya. "Ini sebagai bentuk protes, karena jalan ini tak juga diperbaiki. Makanya kami minta pemerintah dan perusahaan bisa segera mengambil keputusan,” pintanya.

Hal ini diamini Ketua RW 08, Alam. Menurut dia, kondisi jalan yang rusak membuat masyarakat jadi korban kecelakaan. “Ya banyak anak–anak yang mau ke sekolah malah terpeleset,” ujarnya. Alam pun berharap perusahaan dan pemerintah segera memperbaiki jalan tersebut. "Kami ingin jalan ini segera dicor. Warga sekitar bisa beraktivitas dengan baik, tidak ada kendala apa pun," ujarnya.

Sementara itu, aksi demo blokir jalan ini bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya, aksi serupa dilakukan warga karena kesal dengan angkutan truk tambang yang melintas. Menurut Kepala Desa (Kades) Sukasari, Suryanto, tahun lalu pemerintah sudah membangun jalan beton yang tembus ke arah Cigudeg. Hanya saja, proyek itu terhenti hingga menyisakan jalan rusak sepanjang 3 kilometer.

“Sampai sekarang jalan itu saja yang belum diperbaiki. Saya dapat informasi kalau tahun ini ada anggarannya, tapi belum tahu pasti,” ujarnya. Sebab, tambah dia, selama ini jalur itu bukan cuma akses utama warga, tapi juga jadi jalur vital distribusi logistik.

“Itu kan sering dilintasi angkutan tambang dan barang. Jadi, saya minta agar jalan itu betul-betul disesuaikan peruntukannya,” pintanya. Menurut dia, permintaan warga tidak muluk-muluk. “Warga cuma mau jalannya diperbaiki, itu saja,” pungkasnya.

(sir/c/feb/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X