Minggu, 21 Desember 2025

Duka dari Sukamakmur

- Senin, 9 April 2018 | 08:41 WIB

Banjir bandang yang melanda dua kampung di Kecamatan Sukamakmur, membuat warga terpaksa kehilangan harta bendanya. Bahkan, ada yang kehilangan keluarganya akibat tertimbun runtuhan longsor. Sejak kemarin, lumpur tebal pun masih memenuhi jalanan yang jembatannya terputus.

Hujan deras yang mengguyur Kecamatan Sukamakmur pada Sabtu (6/4) menyebabkan banjir bandang di Kampung Catangmalang dan Rawaeyod, RT 04/05, Desa Sukawangi, Kecamatan Sukamakmur.

Seorang nenek bernama Mari (68) hilang terseret banjir bandang yang membawa material lumpur dan kayu. Minggu pagi, jasad Mari ditemukan sudah terbujur kaku di Kampung Catangmalang, Desa Sukawangi, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor.

Sedangkan beberapa warga yang sempat dinyatakan hilang terbawa hanyut masih bisa diselamatkan. Di antaranya Mista, Amir, Etos, Olih, Diman dan Yanto. Meski begitu, akibat banjir bandang, harta benda milik warga terpaksa lenyap dalam hitungan menit. Sedikitnya ada 12 kendaraan yang terbawa hanyut, terdiri dari delapan unit mobil dan empat unit sepeda motor.

Banjir tersebut juga membuat warga kehilangan mata pencahariannya yang sehari-hari berjualan di area sekitar jembatan yang ambles. “Kebanyakan mereka yang tinggal di lokasi tersebut adalah pedagang,” ungkap Staf Kecamatan Sukamakmur Deden Supandi.

Kapolsek Sukamakmur AKP Hendra menuturkan, banjir bandang disertai lumpur, batu dan limbah kayu itu menyebabkan enam warung yang biasa jadi topangan hidup warga ikut terbawa hanyut. Warga pun memilih kembali ke rumahnya pasca insiden tersebut. "Kalau untuk kendaraan, semua sudah ditemukan tak jauh dari lokasi banjir. Sedangkan Nenek Mari oleh pihak keluarga tadi siang langsung dikebumikan," ujarnya.

Tim gabungan juga sudah melakukan evakuasi, termasuk membuka akses jalan agar bisa masuk kendaraan. “Tim masih melakukan evakuasi, termasuk melakukan pendataan. Mengingat curah hujan masih tinggi dan terjadi banjir susulan warga di minta tetap waspada,” ungkapnya.

Bukan cuma warga yang kehilangan harta benda. Akibat banjir tersebut, jembatan penghubung jalur alternatif Puncak Bogor-Cianjur terputus seketika.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Budi Pranowo mengatakan, curah hujan yang tinggi membuat tiga kecamatan mengalami banjir dan longsor. Dari tiga kecamatan tersebut, yang paling parah yakni Kecamatan Sukamakmur. Sedangkan Kecamatan Dramaga dan Cisarua hanya akses jalannya yang putus. "Dari tiga kecamatan yang paling parah hingga merenggut jiwa yakni banjir bandang di Kecamatan Sukamakmur," beber Budi.

Curah hujan terpantau terus meningkat dan mencapai puncaknya pada pukul 17:10 WIB sebesar 60 mm/jam. Hujan terus berlangsung hingga satu jam setelah kejadian. Selain di Sukamakmur, bencana juga terjadi di Kampung Baru, RT 01/06, Desa Neglasari, Kecamatan Dramaga.

Jalan penghubung dua kampung terputus akibat longsor selebar enam meter dengan kedalaman kurang lebih 25 meter. Longsoran tanah juga menutupi sebagian aliran Sungai Cihideungilir. Hal sama juga terjadi di Kecamatan Cisarua yang menerjang Desa Tugu Utara dan Desa Batulayang, terdampak bencana pohon tumbang dan putusnya jembatan.

"Beberapa pohon tumbang di Desa Tugu Utara karena angin kencang, sedangkan jembatan di Desa Batulayang putus karena diterjang banjir. Tidak ada korban jiwa maupun materiil di lokasi bencana Cisarua," jelasnya.

Setelah laporan bencana, lanjut Budi, puluhan petugas BPBD langsung diterjunkan ke lokasi untuk mengevakuasi korban, pohon, rumah maupun kendaraan bermotor. "Petugas dan relawan BPBD langsung terjun ke lokasi bencana dan berkoordinasi dengan aparatur setempat. Selain mengevakuasi korban, petugas juga mengevakuasi pohon tumbang, rumah, warung, sepeda motor, mobil dan juga membuat tanggul penahan tanah agar titik longsor tidak melebar," pungkasnya.

(ads/tri/c/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X