Tak hanya itu, sebanyak 78,5 persen responden menyatakan puas dengan kinerja pemerintahan di bawah kepemimpinan Bima Arya pada periode sebelumnya. Angka ini sangat tinggi dan mengalahkan survei kepuasan terhadap Ridwan Kamil (Wali Kota Bandung), Tri Rismaharini (Wali Kota Surabaya) dan Ahok (Gubernur DKI Jakarta). Bahkan, Jokowi ketika menjadi Gubernur DKI Jakarta, tingkat kepuasan masyarakat atas kinerjanya hanya 65 persen.
Tingkat kepuasan tersebut paling besar dirasakan masyarakat Kecamatan Bogor Selatan dan Bogor Timur. Hal tersebut diketahui saat Charta Politika Indonesia merilis hasil survei tingkat keterpilihan paslon pilwalkot Bogor 2018 di Hotel Royal Pajajaran, Kecamatan Bogor Tengah, kemarin.
Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya menjelaskan, dominasi petahana yang di atas angin ditunjang tingkat kepuasan masyarakat terhadap kepemimpinannya selama periode pertama. Hal ini dilihat dari bukti hasil kinerja Bima Arya menyentuh angka 25,3 persen dan dianggap berpengalaman di pemerintahan sebesar 19,5 persen. Sementara responden yang menyatakan tidak puas menurut survei tersebut hanya 18,8 persen.
Pria yang akrab disapa Toto itu melanjutkan, ada dua program Bima Arya kala menjabat Wali Kota Bogor yang sangat mendominasi. “Yaitu renovasi Taman Sempur, ruang terbuka hijau dan pedestrian. Menurut saya, itu simbol dari incumbent sekarang," katanya.
Meski demikian, ada sejumlah program Bima Arya yang perlu diperbaiki lagi agar lebih dikenal masyarakat Kota Bogor. Yakni beasiswa guru tingkat pengenalannya sangat rendah dan gerakan antimiras.
Soal peluang pasangan peserta lain, sambung Toto, itu ada pada pemilih yang belum mantap menyatakan pilihannya pada salah satu peserta. Menurut perhitungan Charta Politika Indonesia, ada 35,8 persen responden termasuk kategori swing voter. Disarankan jika peserta lain ingin meningkatkan tingkat keterpilihan, sebaiknya bisa menawarkan program kerja yang bisa menyelesaikan masalah kemacetan lalu lintas. “Lebih bagus lagi para peserta lebih rajin memperkenalkan diri kepada masyarakat. Karena banyak di antaranya yang belum dikenal namanya, apalagi disukai,” imbuhnya.
Hasil survei untuk tingkat keterpilihan pasangan peserta lainnya yakni Achmad Ru'yat-Zaenul Mutaqin 14,8 persen, pasangan Edgar Suratman-Sefwelly 3,8 persen, terakhir pasangan Dadang Danubrata-Sugeng Teguh Santoso hanya mendapatkan 2,5 persen. Sebanyak 18 persen responden lainnya belum menentukan pilihan atau tidak tahu.
Survei tersebut berlangsung pada 1-5 Maret di enam kecamatan yang ada di Kota Bogor. Yakni di Kecamatan Bogor Barat, Bogor Selatan, Bogor Tengah, Bogor Timur, Bogor Utara hingga Kecamatan Tanahsareal. Pengumpulan datanya menggunakan wawancara tatap muka dengan kuesioner terstruktur kepada 400 responden yang menjadi sampel. Hasil survei ini juga memiliki margin of error sekitar 4,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
(rez/ram/run)