Setelah hanyut di Sungai Cikaniki, jasad Angga akhirnya ditemukan tim pencarian pada Senin (16/4). Korban sudah terlihat mengambang di titik pertemuan antara Sungai Cikaniki dengan Cianten sekitar pukul 14:30 WIB.
Paman korban, Solehudin, mengatakan bahwa keponakannya sempat berziarah ke makam ayahnya yang empat bulan lalu meninggal. “Dia itu sebenarnya ke sungai mau ambil kerikil buat merapikan makam ayahnya,” kata Solehudin.
Namun nahas, keponakannya hanyut tepat di pertemuan dua arus sungai yang kental dengan unsur mistik. Menurutnya, sudah banyak warga yang bercerita bahwa daerah tersebut angker.
Bahkan sebelum Angga, sudah ada tiga santri yang juga tewas di tempat yang sama. “Memang di sana mah ada penghuninya. Kadang munculnya ikan emas atau ikan gabus segede bantal,” bebernya.
Ia pun bercerita bahwa ada tetangganya yang pernah bertemu ikan jadi-jadian tersebut. Munculnya setiap pukul 16:00 dan 10:00 WIB. "Kalau orang sini bilangnya si Tihul. Si Tihul itu sepasang ikan emas atau gabus. Warga dulu pernah mendudukinya. Dikira batu, ternyata itu ikan emas bentuknya segede bantal tidur. Warga langsung berlari," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Desa Cidokom Tatang mengaku sering mendapati korban hanyut di Sungai Cikaniki. Korbannya kebanyakan anak-anak berumur 17 tahunan. "Iya, ada korban hanyut namanya Angga. Itu warga saya. Sudah empat (orang, red) selama setahun yang hanyut di sungai itu," pungkasnya.
(mul/c/feb/run)